Ketika Sultan Mendukung Dakwah KH Ahmad Dahlan

Dukungan Sultan lantaran dakwah Ahmad Dahlan menguatkan eksistensi kesultanan.

Ketika Sultan Mendukung Dakwah KH Ahmad Dahlan
Ilustrasi foto/Net

SETELAH terjadi pembongkaran Langgar Kidul oleh orang-orang suruhan Penghulu, pihak Kraton Yogyakarta mendapat informasi yang simpang siur soal sepak terjang KH Ahmad Dahlan. Ada yang menginformasikan bahwa KH Ahmad Dahlan membawa ajaran yang bersifat berbahaya dan akan mengancam kedudukan Keraton sebagai Kerajaan Islam. Oleh karena itu Sultan HB VII berkenan mendengar langsung dari penjelasan KH Ahmad Dahlan. Maka dipanggillah KH Ahmad Dahlan untuk menghadap Sultan ke Keraton.

Pada saat itu suasana malam hari di Siti Hinggil tempat Sultan biasa menerima para tamu dan rakyatnya dalam keadaan gelap. Sultan duduk sendiri dengan hanya diterangi satu lampu kecil. KH Ahmad Dahlan yang datang sendirian segera menghadap dan bersimpuh di depan Sultan. Lalu Sultan pun menanyakan beberapa pertanyaan soal apa yang sedang dilakukan KH Ahmad Dahlan di lingkungan Kauman. KH Ahmad Dahlan pun menjawab panjang lebar tentang langkah yang dilakukannya dan menjelaskan apa yang menjadi cita-cita atau rencananya ke depan.

Sultan ternyata puas dengan penjelasan KH Ahmad Dahlan. Tidak ada satupun soal gerakan yang membahayakan Keraton apalagi sampai ingin makar kepada Keraton. Bahkan apa yang dilakukan oleh KH Ahmad Dahlan sejalan dengan Keraton sebagai kerajaan Islam yang ingin menjadikan Islam sebagai sumber kekuatan dan persatuan.

Lalu dihidupkanlah lampu lampu sekeliling Siti Hinggil yang ternyata sudah berkumpul beberapa pasukan bersenjata yang siap mengeksekusi KH Ahmad Dahlan jika ternyata Sultan merasa bahwa penjelasan KH Ahmad Dahlan tidak membuat Sultan berkenan dan dianggap membahayakan Keraton.

Akhirnya Sultan merestui langkah perjuangan KH Ahmad Dahlan. Sebagai bentuk dukungan Keraton kepada dakwah KH Ahmad Dahlan dan sekaligus sebagai tanda kesetiaan KH Ahmad Dahlan kepada Kasultanan Yogyakarta, Sultan berkenan menikahkan KH Ahmad Dahlan dengan salah satu kerabat Beliau. Selanjutnya Sultan juga akan mengirim KH Ahmad Dahlan untuk pergi Haji yang kedua kalinya dengan didampingi anak pertamanya.

Dari informasi di atas, sebenarnya soal menghajikan kedua KH Ahmad Dahlan bukanlah semata-mata karena inisiatif Keraton, tetapi setelah Sultan merasa puas dan sejalan dengan apa yang menjadi pemikiran dan rencana dakwah Islam KH Ahmad Dahlan. Sultan mendukung apa yang menjadi gagasan KH Ahmad Dahlan karena tidak akan mengancam eksistensi Keraton sebagai Kerajaan Islam tetapi justru menguatkannya.

Penulis adalah Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah 2006-2010