Kerjasama Pemulihan Ekonomi Antara Muhammadiyah dengan Pemerintah

Kerjasama Pemulihan Ekonomi Antara Muhammadiyah dengan Pemerintah
asisten Deputi Moneter dan Sektor Eksternal Kemenko Perekonomian Ferry Irawan/ Tangkapan Layar YouTube

MONITORDAY.COM - Dinamika penanggulangan pandemi memberikan pelajaran bagi bangsa dalam banyak hal. Salah satu kunci penanganan pandemi adalah pengendalian mobilitas masyarakat. Dan jika pandemi terkendali maka ada ruang ekonomi untuk tumbuh. Demikian menurut asisten Deputi Moneter dan Sektor Eksternal Menko Perekonomian, Ferry Irawan Acara Refleksi 2 Tahun Pandemi bertajuk ‘Peran dan Kontribusi Muhammadiyah dalam Penanganan Pandemi Covid-19’ yang dihelat secara virtual yang diselenggarakan oleh Pusat Studi Muhammadiyah (PSM) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) dan Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC) pada Selasa (28/12) siang.

Beberapa stimulus diluncurkan untuk mengantisipasi kontraksi ekonomi di Q2 2020 yang berada di level minus 5,2%. Meski pada medio 2021 Indonesia mengalami puncak lonjakan hingga 50 ribu kasus penularan Covid-19, pada Q2 2021 pertumbuhan ekonomi mengalami rebound hingga 7%. Hal ini juga didorong oleh kebijakan Pemerintah untuk membantu rakyat yang paling terdampak dengan pandemi khususnya dalam menahan penurunan kemampuan konsumsi masyarakat. 

Ferry menegaskan bahwa pandemi juga mengubah cara orang berinteraksi. Ekonomi pun bergerak melalui platform daring. Akselerasi digitalisasi juga menjadi agenda penting yang dapat dikembangkan oleh Pemerintah bersama Muhammadiyah. 

Dalam kerjasama pentahelix Muhammadiyah bersama Pemerintah dan elemen lain juga telah berupaya mengatasai berbagai hal selama pandemi. Tantangan yang dihadapi antara lain dalam hal  mengatasi kemiskinan, pengangguran dan ketimpangan ekonomi. Tingkat kemiskinan dalam kondisi normal turun. Saat pandemi mengalami kenaikan kembali. Demikian juga pengangguran dan rasio gini. 

Dengan melihat ekonomi domestik dan global di 2021 kita berharap pertumbuhan ekonomi mencapai 3,7%-4%  di 2022 ekonomi diharapkan tumbuh di atas 5%. Kuncinya adalah aspek kesehatan menjadi penting. KIta juga mencermati tantangan yang secara global ada varian baru yang bermunculan dan sudah menjangkiti banyak negara sehingga di beberapa negara maju sudah kembali melakukan pembatasan. 

Memasuki 2021 sudah melakukan normalisasi dan tidak lagi memberikan stimulus ekonomi. Kita harus punya APBN yang fleksibel. Di 2021 alokasi penanganan Covid Rp 744 T di 2022 tetap akan mengalokasikan untuk program ini. UMKM punya peran penting, maka Pemerintah mengalokasikan angka Rp141,4 T untuk penguatan pemulihan ekonomi. 

Ferry juga mengungkapkan bahwa berbagai program telah dilaksanakan Pemerintah bersama Muhammadiyah termasuk dalam literasi keuangan syariah, jaringan internet, digitalisasi transaksi keuangan, dan keagenan syariah. Melihat potensi ekonomi syariah yang sangat menjanjikan maka Muhammadiyah bersama Pemerintah dapat mebangun sinergi agar sektor ini dapat berkebang dengan baik demi kepentingan ummat dan bangsa.