Kerasnya Perbedaan JK-Amien Tak Lantas Melunturkan Persahabatan
JK-Amien tak selalu berbeda, ada momen-momen kebersamaan yang pernah mereka alami.

MESKI berbeda pendapat soal arah kebijakan pemerintahan saat ini, Wakil Presiden RI Jusuf Kalla (JK) dan Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais tampak akrab saat menghadiri acara silaturahmi dan halal bi halal PP Muhammadiyah.
Bahkan saat memberikan taklimatnya, JK menyapa Amien Rais lebih dahulu dibanding lainnya. “Yang saya hormati Mantan Ketua MPR Amien Rais,” tutur JK di Gedung PP Muhammadiyah, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (4/6/2018).
Ada pula momen keakraban lainnya yang menuntukkan bahwa kerasnya perbedaan keduanya tak lantas melunturkan ukhuwah. Ini terlihat ketika JK hendak meninggalkan PP Muhammadiyah. Ia tampak memeluk Amien dengan hangat dan keduanya terlihat saling melempar senyum.
Selama Jokowi menjabat sebagai Presiden, tak kurang belasan kritik tajam telah dilontarkan Amien Rais. Tentu saja secara tidak langsung kritik tersebut juga tertuju pada sosok Jusuf Kalla.
Dalam acara “Refleksi 19 Tahun Reformasi-menggembirakan Demokrasi Tribute to Amien Rais” di kantor PP Muhammadiyah Jakarta, Sabtu (20/5/2017), mantan ketua MPR itu mengatakan, bila dirinya tak akan memberikan masukan yang bertujuan “asal Presiden senang”.
Misalnya saja kritik Amien bahwa Jokowi tidak berada di Istana negara tatkala Aksi Bela Islam II ingin menemuinya. Ia pun kecewa, terpukul dan terkejut. “Anda (Jokowi) dikenal sebagai tokoh jagoan belusukan, suka menyapa dan menemui langsung berbagai kalangan masyrakat luas. Namun ketika tokoh-tokoh umat Aksi Bela Islam itu mau sowan menemui Anda guna menyampaikan aspirasi, Anda malahan pergi,” kata Amien waktu itu.
Amien Rais juga sempat mewanti-wanti Jokowi agar tidak pernah berpikir menjadikan Indonesia menjadi economic backyard atau halaman belakang ekonomi RRC, tempat buang sampah reklamasi Jakarta Utara yang akan menjadi landasan usaha lebenstraum RRC, sebaiknya segera dihentikan,” kata Amien.
Hinggal kritik soal mudahnya rezim Jokowi menciduk orang-orang tertentu yang dalam pandangannya berbahaya, dengan tuduhan makar. “kekuasaan yang mulai panic dan lepas dari nilai-nilai moral, biasanya agak serampangan menuduh orang-orang tertentu sebagai pelaku makar atau lebih gawat lagi, sebagai teroris,’ katanya.
Lainnya seperti disebut Amien Rais dalam acara halal bi halal PP Muhammadiyah di Jakarta hari ini, Rabu (4/7/2018). Menurutnya, pemerintahan rezim sekarang penuh dengan diskriminasi, baik dari aspek politik, ekonomi, sampai agama.
“Jadi saya melihat pangkal permasalahan bangsa ini adalah beberapa pucuk pimpinan itu menerapkan demokrasi tapi isinya diskriminasi,” kata Amien Rais.
Menanggapi kritikan Amien Rais tersebut, JK selalu berusaha untuk tenang dan tak terpancing emosi. Soal bagi-bagi sertifikat yang dinilai Amien ngibul misalnya, Wapres Jusuf Kalla memang menyayangkan sikap keras Amien tersebut, namun menurutnya itu sudah biasa.
“Saya kira itu, ya kalau tidak mengkritik itu bukan Pak Amien Rais. Tapi kritiknya kadang-kadang juga luar biasa. Seperti reformasi bagaimanapun salah satu sumbangan kritikan dari Pak Amien yang keras,” kata JK.
Jusuf Kalla kemudian meminta agar seluruh pihak tidak berlebihan. Justru kata dia persoalan tersebut seharusnya diredam demi menjaga persatuan.
“Mari kita redamkan, menjaga persatuan supaya tidak terjadi seperti yang digambarkan,” kata JK.
Melihat JK dan Amien Rais memang seumpama melihat dua sahabat Nabi Zaid bin Tsabit dan Ibnu Abbas, yang seringkali berselisih paham namun ukhuwah dan persaudaraan diantara keduanya tak pernah luntur.
Tentu saja keduanya tak selalu berselisih paham, ada momen-momen kebersamaan seperti diceritakan Amien Rais sesaat setelah keduanya bertemu di Hotel Darmawangsa pada Rabu (29/10/2014).
Salah satu kisah kebersamaan keduanya, kata Amien, adalah ketika masa reformasi, Amien Rais pernah sampai empat kali bertandang ke Makassar. Ketika itu, Amien selalu menumpang makan siang di kediaman JK. “Makan ikan baronang dan coto Makassar,” ujar Amien ketika itu.
Begitulah JK dan Amien, meski keduanya tak selalu seiring sepemahaman, namun kebersamaan dan kehangatan diantara mereka tertap terjaga. Kalaupun berbeda pendapat, mereka senantiasa bisa menjaga diri, dan tak meledak-ledak.
[Mrf]