Kenalkan Makanan Khas NTB di Ajang MotoGP Mandalika

MONITORDAY.COM - Gelaran balap motor berskala Internasional bakal segera berlangsung di Sirkuit Mandalika, Lombok, tepatnya pada 18-20 Maret 2022. Melalui event akbar ini diharapkan bisa memperkenalkan budaya dan tradisi Indonesia, khususnya Nusa Tenggara Barat (NTB), kepada dunia.
Oleh karena itu, NTB akan bertekad memanfaatkan momentum ini untuk memperkenalkan berbagai jenis makanan tradisional khas provinsi itu kepada puluhan ribu fans yang akan hadir.
Kepala Dinas Ketahanan Pangan (DKP) NTB, H Fathul Gani mengatakan, pengenalan makanan tradisional khas daerah itu dapat dilakukan di hotel maupun homestay.
"Kami sudah melakukan koordinasi dengan penyedia jasa, baik itu hotel, homestay, ataupun penginapan lain terkait makanan tradisional apa yang dibutuhkan, sehingga bisa dikenal masyarakat luas,” ujarnya di Mataram kepada awak media pada Senin (7/3/2022).
Fathul menjelaskan, pemesanan tempat penginapan lebih awal oleh penonton MotoGP juga dinilai memudahkan pengelola untuk menawarkan makanan tradisional khas NTB, mulai dari makanan berat hingga jajanan ringan, termasuk minuman sebagai 'welcome drink'.
“Kalau kita menyesuaikan dengan makanan Eropa atau di luar Asia. Kita pastikan makanan olahan itu tersedia, sehingga hotel cepat menyesuaikan soal makanan tradisional ini," terangnya.
Fathul juga menyatakan, DKP NTB mendapati beberapa spot turis yang akan mencoba memperkenalkan makanan tradisional khas NTB. Menurut keterangannya, banyak wisatawan mancanegara yang ternyata kerap mencari makanan tradisional karena penasaran.
"Semakin banyak pengunjung yang mengkonsumsi makanan tradisional, akan mempermudah pengelola akomodasi memenuhi kebutuhan bahan baku. Mengingat sebagian besar kebutuhan baku makanan tradisional berasal dari dalam daerah," jelas Fathul.
Selain melalui tempat penginapan, kata Fathul, DKP NTB juga sudah menyiapkan stand khusus selama tiga hari gelaran MotoGP yang seluruh isinya menyediakan makanan tradisional. Upaya itu lanjutnya untuk memperkenalkan lebih banyak jenis makanan tradisional NTB kepada fans dalam maupun luar negeri.
Khusus untuk ares atau olahan jantung pisang misalnya, kata Fathul, di Eropa menjadi makanan yang banyak dicari dan memiliki harga tinggi. Sejauh ini, orang Eropa mengenal jantung pisang untuk pembuatan jus yang sehat, namun di NTB mereka akan dapat mengetahui olahan ares menjadi lauk pauk.
"Kami ingin dari event MotoGP nanti penonton dari berbagai daerah dan negara bisa mengetahui banyak jenis makanan tradisional NTB. Jangankan bicara ayam Taliwang yang sudah mendunia, penonton bisa menemukan cerorot, nagasari, maupun olahan yang terkenal dari jantung pisang yaitu ares," katanya.