Kementan Terus Berupaya Dorong Kemajuan Pertanian di Daerah Perbatasan

Kementerian Pertanian (Kementan) melakukan berbagai upaya mendorong kemajuan pertanian di daerah-daerah perbatasan demi terwujudnya swasembada pangan. Hal ini seperti disampaikan oleh Kepala BPTP Papua sekaligus Penanggung Jawab UPSUS Pajale, Dr. Ir. Muhammad Thamrin, M.Sc., dalam keterangan tertulis, Rabu (12/12).

Kementan Terus Berupaya Dorong Kemajuan Pertanian di Daerah Perbatasan
Ilustrasi foto/istimewa

MONITORDAY.COM - Kementerian Pertanian (Kementan) melakukan berbagai upaya mendorong kemajuan pertanian di daerah-daerah perbatasan demi terwujudnya swasembada pangan. Hal ini seperti disampaikan oleh Kepala BPTP Papua sekaligus Penanggung Jawab UPSUS Pajale, Dr. Ir. Muhammad Thamrin, M.Sc., dalam keterangan tertulis, Rabu (12/12).

Thamrin mengatakan, bahwa pertanian merupakan salah satu sektor strategis penggerak ekonomi masyarakat, khususnya yang berada jauh dari perkotaan. Badan Litbang Pertanian sebagai penghasil inovasi teknologi pertanian mengemban tugas mulia, mewujudkan swasembada pangan melalui penerapan inovasi teknologi pertanian yang spesifik dan compatible pada berbagai wilayah.

Ia menyampaikan, bahwa BPTP Balitbangtan Papua sebagai salah satu UPT Balitbangtan, lanjut Thamrin, bertanggung jawab hal tersebut di wilayah Papua, khususnya pada lima kabupaten yang berbatasan langsung dengan negara Papua Nugini (PNG), yaitu Kota Jayapura, Kabupaten Pegunungan Bintang, Keerom, Boven Digoel, dan Merauke.

Ia melanjutkan, bahwa dalam dua tahun terakhir, BPTP Balitbangtan Papua telah melakukan berbagai kegiatan dalam mendukung program swasembada pangan di daerah perbatasan, berupa diseminasi dan pendampingan teknologi padi organik, jagung hibrida-komposit, ayam KUB serta kegiatan TOT teknologi pertanian pada lima kabupaten yang berbatasan dengan PNG.

Berkaitan dengan hal tersebut, pada tanggal 11 Desember 2018 dilaksanakan Rapat Koordinasi dan FGD di Kantor Dinas Pertanian Merauke. Rapat dihadiri oleh Kepala BPTP Papua atau Penanggung Jawab UPSUS Pajale, Dr. Ir. Muhammad Thamrin, M.Sc.; Kepala Dinas Pertanian Merauke, Edi Santoso, B.Sc., dan Anggota Tim Perbatasan Nasional, Dr. Ir. Bachtar Bakri, Kepala Stasiun Karantina Pertanian Kelas II Merauke, Ir. Muhammad Musdar; Kepala Sub Divre Bulog Merauke, Ir. Yudi Wijaya; staf dosen Universitas Musamus, Politeknik Yasanto, serta Mantri Tani dari distrik sentra padi.

Edi Santoso dalam rapat koordinasi dan FGD lumbung pangan berorientasi ekspor tersebut mengatakan, meskipun Merauke berada di ujung timur Indonesia namun memiliki potensi besar menjadi daerah swasembada pangan karena didukung dengan lahan yang luas, kesuburan tanah, serta spirit para petani. Tahun 2018, produktifitas padi mengalami peningkatan dari 4,36 ton per hektare menjadi 6,06 ton per hektare.

Menurut Edi, peningkatan ini merupakan bukti nyata kontribusi teknologi Balitbangtan berupa introduksi varietas unggul baru (VUB), cara budidaya padi serta teknologi lainnya yang menyertai. Pada sisi lain, dukungan Kementerian PUPR dalam membenahi infrastruktur pengairan, semakin mendekatkan terwujudnya upaya peningkatan indeks pertanaman di Merauke.

Karena itu, Ia berkeyakinan, menjadikan Merauke sebagai daerah lumbung pangan bukanlah isapan jempol, sejarah mencatat perjalanan panjang pertanian semi modern Merauke sejak zaman Belanda melalui Proyek Padi Kumbe yang saat itu menargetkan pemenuhan pangan untuk kawasan Asia Pasifik. Ia mengatakan, rencana tersebut akan berhasil jika semua pihak saling berkoordinasi, memperkuat sinergi, dan bekerja sama lintas institusi.