Kementan Ajak Milenial Bangun Wirausaha Sektor Pertanian
Generasi milenial yang menjadi bonus demografi Indonesia di masa depan ini, perlu diyakinkan dan diberikan motivasi untuk mau serta bisa berusaha di sektor pertanian.

MONITORDAY.COM - Dalam rangka upaya serius melahirkan wirausaha muda di sektor pertanian, Kementerian Pertanian bersama International Fund for Agricultural Development (IFAD) merilis Program Youth Enterpreneurship and Employment Support Services (YESS), pada Jumat (11/10) lalu. Program ini ditujukan untuk menciptakan wirausaha milenial tangguh dan berkualitas.
"Seperti kita tahu, nilai tambah ekonomi itu ada pada pengolahan (processing), bisa mencapai 100 persen. Makanya, kita harus mengedukasi generasi sekarang (milenial) bahwa berusaha di sektor pertanian sangat menguntungkan," tutur Menteri Pertanian, Amran Sulaiman, dalam siaran persnya, yang dikutip Senin (14/10).
Amran Sulaiman mengungkapkan, generasi milenial yang menjadi bonus demografi Indonesia di masa depan ini, perlu diyakinkan dan diberikan motivasi untuk mau serta bisa berusaha di sektor pertanian. Karena itu, Ia menegaskan, Kementan terus mendukung dan memfasilitasi generasi milenial untuk bisa terjun menjadi wirausaha pertanian.
"Kita fasilitasi mereka. Kita punya teknologi, kita punya bantuan alsintan, bibit gratis bahkan lakukan pendampingan. Sekarang pemuda tani tercatat hingga saat ini mencapai 500 ribu dan jika itu bergerak bersama, maka tidaklah mustahil produksi bisa meningkat dan menjadi lumbung pangan dunia 2045," ungkapnya.
Manager International Fund for Agricultural Development (IFAD) untuk Program YESS, Nicholas Syed mengatakan, pertanian di seluruh dunia menghadapi permasalahan yang sama, yaitu semakin kurangnya petani muda yang mau turun di sektor pertanian.
“Tetapi sekarang, dengan kemudahan teknologi, dan daya kreativitas yang tinggi dari generasi milenial, peluang menjadi wirausaha sektor pertanian terbuka lebar. Sayangnya, kemampuan mengakses pasar, permodalan hingga kualitas SDM sering menjadi penghambat berkembangnya usaha mereka,” ungkapnya.
Karena itu, Nicholas mengungkapkan, IFAD memberikan stimulan dalam bentuk dana pengembangan bagi wirausahawan di Indonesia. “Saya melihat, program wirausaha yang telah dirintis Kementerian ini sudah sangat baik dan bisa menjadi contoh,” katanya.
Kepala Badan Pengembangan Sumberdaya Manusia Pertanian (BPPSDMP), Dedi Nursyamsi mengapresiasi Program YESS sebagi upaya untuk menghasilkan wirausahawan milenial yang berkualitas di sektor pertanian. Apalagi negara-negara yang berhasil membangun pertanian, ternyata sangat banyak pengusaha agrobisnisnya.
Melalui program YESS, Dedi berharap akan terwujud regenerasi pertanian, meningkatnya kompetensi sumberdaya manusia dari perdesaan, meningkatnya jumlah wirausaha muda di bidang pertanian. Sehingga pertanian akan menjadi lapangan kerja menarik, prospektif dan menguntungkan, dan dapat berdampak pada penurunan angka pengangguran serta terjadinya urbanisasi.
"Program YESS ini sangat mendukung dalam pengembangan sumberdaya manusia pertanian, dengan memberdayakan para pemuda tani untuk memanfaatkan sumberdaya alam pertanian di pedesaan, secara optimal, profesional, menguntungkan dan berkelanjutan tentunya mereka ini akan siap menghadapi era milenial," ungkap Kepala Pusat Pendidikan, BPPSDMP, Idha Widi Arsanti.
Program YESS akan dilaksanakan di empat propinsi pada 15 kabupaten yaitu Propinsi Kalimantan Selatan (Kab Banjarbaru, Kab Tanah Laut dan Kab Tanah Bumbu); Propinsi Sulawesi Selatan (Kab Bantaeng, Kab. Bone, Kab Bulukumba dan Kab Maros); Propinsi Jawa Barat (Kab Sukabumi, Kab Cianjur, Kab Tasikmalaya dan Kab Subang); dan Propinsi Jawa Timur (Kab Malang, Kab. Malang, Kab Tulungagung dan Kab Pacitan).