Kemenlu Pastikan Pelaku Bom di Sri Lanka Bukan WNI
Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) memastikan bahwa pelaku bom di Colombo, Sri Lanka bukanlah Warga Negara Indonesia (WNI).

MONITORDAY.COM - Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) memastikan bahwa pelaku bom di Colombo, Sri Lanka bukanlah Warga Negara Indonesia (WNI).
Bantahan ini terkait dengan sejumlah media massa lokal Sri Lanka menyebut nama pelaku pengeboman adalah Insan Setiawan dan kuat diduga adalah berasal dari Indonesia.
Menindaklanjuti hal tersebut, Kemenlu lantas melakukan pengecekan bahwa identitas terduga teroris tersebut bernama Insan Seelawan bukan Insan Setiawan. Insan Seelawan diketahui adalah Warga Negara Sri Lanka sendiri bukan Warga Negara Indonesia.
“KBRI telah melakukan komunikasi langsung dengan otoritas keamanan Sri Lanka dan memperoleh informasi bahwa nama yang benar adalah Insan Seelawan. Terduga pelaku adalah Warga Negara Sri Lanka,” ujar Direktur Perlindungan WNI dan Badan Hukum Indonesia Kemlu Lalu Muhamad Iqbal, dalam keterangan tertulis, Selasa (23/4/2019).
Dalam konfirmasi yang diucapkan Iqbal di grup Whats App Kemenlu tersebut menjelaskan bahwa terduga pelaku pengeboman adalah warga negara Srilangka.
“Sudah terkonfirmasi yang bersangkutan WN Sri Lanka,” kata Lalu Muhammad Iqbal.
Ia menambahkan, sebagai langkah mengantisipasi terjadinya simpang siurnya informasi tersebut, Iqbal juga menjelaskan sudah mengklarifikasi berita tersebut kepada KBRI Srilangka untuk menjelaskan kebenaran informasi sebenarnya pada sejumlah wartawan lokal Sri Lanka.
“Sudah dilakukan (konfirmasi) pada KBRI Sri Lanka,” tambahnya.
Sebagai informasi pada Minggu (21/4/2019) telah terjadi rentetan ledakan bom di Sri Lanka menewaskan sedikitnya 290 orang terjadi dalam waktu nyaris bersamaan.
Selain itu peristiwa ini juga telah mengakibatkan sedikitnya 500 korban luka-luka saat terjadinya peristiwa pengeboman di saat jemaat gereja tengah melakukan Misa Paskah.
Kepolisian Sri Lanka saat ini menangkap sekitar 24 tersangka. Para tersangka sebagian besar berkewarganegaraan Sri Lanka, dengan kebanyakan ditangkap di Colombo dan wilayah sekitarnya.