Kemenkop UKM Dorong Digitalisasi Koperasi dan UMKM Pada 2021

Ekonomi digital Indonesia adalah yang terbesar di Asia Tenggara.

Kemenkop UKM Dorong Digitalisasi Koperasi dan UMKM Pada 2021
Tangkapan Layar Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM), Teten Masduki saat memberikan sambutan dalam webinar Outlook 2021 Kemenkop UKM, Selasa (29/12/2020).

MONITORDAY.COM - Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Teten Masduki mengatakan salah satu agenda prioritas dari kementerian yang dipimpinnya adalah mendorong digitalisasi koperasi dan UMKM. 

Teten menjelaskan langkah itu diwujudkan melalui peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM), perbaikan proses bisnis, dan perluasan akses pasar.

Dia juga mengklaim program yang dijalankan untuk mendorong hal tersebut juga mendapat respon baik dari masyarakat. 

Teten pun mencontohkan, selama pandemi Covid-19 sebanyak 102.672 masyarakat telah mengakses dan mengikuti kelas daring melalui EdukaUMKM.id. 

Adapun, program pelatihan juga diikuti oleh 10.013 pelaku usaha kecil dan menengah melalui program Sparc Campus.

Saat masa pandemi, kata Teten, terdapat sebanyak 2 juta UMKM yang masuk ke dalam ekosistem digital, sehingga sekarang berjumlah 10,25 juta UMKM yang sudah terhubung ekosistem digital atau sekitar 16% dari total populasi UMKM. 

"Ini merupakan peluang baru di masa pandemi Covid-19, di mana porsi ekonomi digital Indonesia adalah yang terbesar di Asia Tenggara,” kata Teten saat memberikan sambutan dalam webinar Outlook 2021 Kemenkop UKM, Selasa (29/12/2020).

Menurut Teten, pada 2025 perusahaan seperti Google, Temasek, dan Bain & Co. memprediksi nilai transaksi ekonomi digital Indonesia mencapai Rp 1.826 triliun.

Sedangkan di tahun 2019, Bank Indonesia mencatat nilai transaksi ekonomi digital Indonesia mencapai Rp 265 triliun.

Menuju tahun 2021, Kementerian Koperasi dan UKM juga telah menyiapkan beberapa program strategis. Antara lain koperasi modern yakni memperbanyak koperasi yang hadir dalam ekosistem digital dan memanfaatkan solusi teknologi digital dalam proses bisnisnya.

Selain itu, program meningkatkan rasio partisipasi UMKM Indonesia dalam rantai pasok.

Dalam praktiknya saat ini rasio partisipasi rantai pasok global UMKM Indonesia masih sangat rendah, baru sekitar 4,1%.

Kemudian adalah korporatisasi pelaku usaha mikro seperti nelayan, petambak, produsen, dan lainnya dalam kelembagaan koperasi.

Selanjutnya, meningkatkan jumlah wirausaha di Indonesia melalui intervensi startup dan wirausaha baru.