UMKM Jadi Lokomotif Tingkatkan Ekspor Indonesia

UMKM Jadi Lokomotif Tingkatkan Ekspor Indonesia
Deputi Bidang Pembiayaan Kemenkop UKM Hanung Harimba Rachman/(dok.Monitorday)

MONITORDAY.COM - Deputi Bidang Pembiayaan Kemenkop UKM Hanung Harimba Rachman mengatakan bahwa Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dapat menjadi lokomotif refomasi ekonomi Indonesia melalui peningkatan nilai ekspor.

"Saat ini nilai ekspor kita stagnan, kita harap ekspor kita naik didorong oleh UMKM," kata Hanung dalam acara Outlook 2021, Kemenkop UKM, yang digelar virtual, Selasa (29/12).

Dia mengungkapkan bahwa ekspor Indonesia saat ini tidak cukup baik, karena di ASEAN saja hanya menempati posisi kelima. Hal ini dinilainya karena sektor UMKM tidak berkontribusi besar terhadap ekspor.

"Di Indonesia UMKM hanya menyumbang 14,37 persen terhadap ekspor nasional, berbeda dengan Singapura mencapai 40 persen, bahkan China 60 persen," ungkap Hanung.

Menurut dia, hal tersebut terjadi karena UMKM di Indonesia memiliki beberapa permasalahan. Pertama, rendahnya akses informasi pasar di mana hanya 16% UMKM di Indonesia telah memanfaatkan dan terhubung dalam ekosistem digital.

"UMKM di Indonesia juga masih kesulitan akses pembiayaan. 19,41% UMKM yang terhubung dengan lembaga keuangan dan pembiayaan," kata Hanung.

Kemudian adanya keterbatasan skala kapasitas usaha dan standar produk, di mana usaha berskala kecil belum dikonsolidasikan menjadi satu badan usaha.

Selain itu, lanjut Hanung, masalah juga terkait tingginya biaya transaski, negosiasi, dan kontrak. Serta tingginya biaya logistik inbound dan outbound.

Kerena itu, Hanung mengatakan, pihaknya menyiapkan beberapa strategi yang akan dilaksanakan di tahun 2021 agar UMKM terlepas dari permasalahan tersebut, dan meningkatkan nilai ekspor.

"Diantaranya kita akan melakukan market driven atau market intelegence, kemudian Kurasi Champion melibatkan asosiasi profesi, komunitas kreatif, local brand, dan media sosial, serta digitalisasi UMKM," lanjut Hanung.

Selanjutnya, Kemenkop UKM juga akan memperluas creative space di daerah, keterbukaan informasi pasar dan channel distribusi, dukungan standarisasi dan sertifikasi produk internasional, integrasi sistem logistik, serta kemitraan berbasis Value chain.

Hanung mengatakan, strategi tersebut dilakukan agar target kontribusi UMKM terhadap ekspor Indonesia bisa mengalami peningkatan signifikan. 

"Diharapkan kontribusi UMKM ekspor kita sesuai target pada tahun 2024 sebesar 21,60 persen. Kalau ini tercapai, berarti meningkat cukup signifikan," demikian ucap Hanung Harimba Rachman.