Kemendikbud Menempati Peringkat Ketiga Kinerja Terbaik, Pengamat Nilai Masih Terlalu Dini
MONDAYREVIEW.COM, Jakarta - Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) baru-baru ini merilis hasil survei dengan menempatkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) di peringkat ketiga sebagai kementerian yang dinilai paling baik kinerjanya oleh publik. Namun hal itu, dipandang terlalu dini jika menyimpulkan kinerja Kemendikbud yang baru mengalami peningkatan kinerja 5,5 persen.

MONDAYREVIEW.COM, Jakarta - Saiful Mujani Research and Consulting (SMRC) baru-baru ini merilis hasil survei dengan menempatkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) di peringkat ketiga sebagai kementerian yang dinilai paling baik kinerjanya oleh publik. Namun hal itu, dipandang terlalu dini jika menyimpulkan kinerja Kemendikbud yang baru mengalami peningkatan kinerja 5,5 persen.
Pengamat Pendidikan dari Sekolah Tinggi Agama Islam Bani Saleh, Andriyansyah mengatakan, kinerja menteri baru Muhadjir Effendy setelah Anies Baswedan direshuffle masih belum signifikan. Pasalnya, kebijakan baru yang dicanangkan Mendikbud itu belum diimplementasikan maksimal.
"Sebab kebijakan pendidikan yang digelorakan Mendikbud dengan sistem Full Day School-nya masih terlalu dini, jika survei Saiful Mujani itu menyimpulkan kinerja Kemendikbud yang baru mengalami kinerja naik 5,5 persen," kata Andri, ketika dihubungi Mondayreview.com, Jakarta, Senin (24/10).
Andri mengatakan, Kemendikbud perlu membuat gebrakan baru dengan lebih memperhatikan nasib kesejahteraan guru dan merancang kurikulum yang lebih relevan untuk pendidikan masa kini dengan tidak memberatkan siswa serta guru dalam proses belajar mengajar.
Setelah itu, sambungnya, adakan pelatihan-pelatihan guru. "Sebab, terciptanya suatu pendidikan yang diharapkan itu bukanlah dari kurikulumnya yang bagus melainkan kualitas guru dan kultur sekolahnya," jelas Andri.
Menurut Andri, sejauh ini kebijakan Full Day School dipandang cukup efisien dan relevan dalam sistem pendidikan nasional. Sebab, Full Day School itu sudah ada sejak lama di sekolah sebelum Kemendikbud mengeluarkan kebijakan tersebut.
"Dengan adanya Full Day School anak-anak tidak sendiri ketika orangtua mereka masih bekerja, dan sistem Full Day School ini, secara perlahan anak didik akan terbangun karakternya dan tidak menjadi 'liar' di luar sekolah ketika orangtua mereka masih belum pulang dari kerja. Dan sistem Full Day sudah ada sejak zaman Belanda, contoh konkritnya adalah sistem pendidikan di Pesantren," papar Andri.
Dia juga menilai, Menteri Pendidikan sekarang cukup baik, "namun jika disimpulkan secara keseluruhan dengan indeks prestasi berdasarkan survei masih terlalu dini dan terkesan terburu-buru," tegasnya lagi.
Ia berharap kedepan Mendikbud banyak memberikan kontribusi besar bagi pendidikan Indonesia, yang paling penting bagaimana caranya mensejahterakan guru tanpa memarginalkan antara guru PNS dan Honorer.
"Mudah-mudahan Menteri kita yang baru ini bisa jadi purnama menerangi di atas kegelapan pendidikan kita," tutup Andri.
AHMAD JAMALUDIN