Kemenangan Gibran dan Bobby Bukti Isu Dinasti Politik Tak Laku
Kehadiran putra dan menantu Presiden Jokowi dalam politik adalah kehendaki rakyat.

MONITORDAY.COM - Polemik terkait langkah politik Gibran Rakabuming Raka dan Bobby Nasution di Pilkada Serentak 2020 sebaiknya dihentikan. Terbukti, kehadiran putra dan menantu Presiden Jokowi itu dalam politik dikehendaki oleh rakyat.
"Rakyat sudah menentukan pilihan, realitasnya Gibran dan Bobby menang di Pilkada," ucap Akademisi Universitas Muhammadiyah Jogyakarta (UMY), King Faisal Soleman kepada Monitorday.com, Senin (14/12/2020).
Ada persepsi bahwa faktor popularitas sang kandidat karena anak dan menantu presiden, tidak sepenuhnya benar. Harus diakui, peran semua partai pengusung juga mempunyai andil atas kemenangan mereka.
"Kemenangan Gibran dan Bobby ini lahir dari public trust. Sudah menjadi naluri kekuasaan dan postulat politik. Jika seorang preisiden tidak mugkin melarang sang anak untuk mengikuti jejak politik sang Ayah," tuturnya.
Direktur legal Empowerment and Democracy Indonesia ini juga menjelaskan bahwa genetika politik itu pasti ada secara turun temurun. Misalnya, Megawati, Amien Rais atau SBY yang merupakan fakta yang tak bisa dibantah.
Lagipula, dinasti politik itu hampir terjadi di setiap daerah ketika tiba musim pemilihan legislatif apalagi pilkada. Bahkan di Amerika Serikat, ada Bush Senior dan Junior. Jika ada yang masih persoalkan perihal majunya Gibran dan Bobby ada sangkut pautnya dengan dinasti politik, itu jelas keliru.
Dalam spketrum kekuasaan dinasti politik bukan hanya tradisi sistem demokrasi tapi juga sistem monarki di konstitusional Jogyakarta.
"Apakah ada pilgub langsung? Sultan atau putra mahkota otomatis menjadi kepala daerah seumur hidup. Apakah Jogja dianggap tidak demokratis? Jadi tidak perlu alergi dengan dinasti politik," ungkapnya.
Ia menekankan kemenangan Gibran dan Bobby berdasarkan hitung cepat menunjukkan isu dinasti politik tidak mempengaruhi suara keduanya.
Di sisi lain, menurutnya, track record kesuksesan Gibran dan Bobby sebagai pengusaha milenial jadi pertimbangan pemilih di Solo dan Medan.
Sebut saja, jejaring bisnis Gibran, itu dari kuliner hingga fesyen. Bisnis Goola hanya satu dari sekian banyak bisnis yang dijalani oleh Gibran. Diketahui, Gibran mantap menjadi pengusaha, mengikuti jejak Jokowi sebagai wirausahawan di bidang kayu sebelum terjun ke dunia politik.
Lain cerita dengan Bobby, yang bisa dibilang pebisnis andal. Meski termasuk generasi milenial, namun insting bisnisnya jalan. Sebelum menikah dengan Kahiyang, Bobby sudah menjamah bisnis properti di tahun 2011.
Kemenangan baik Gibran dan Bobby adalah pelajaran politik berharga di penghujung akhir tahun 2020 ini. Mereka sudah membuktikan diri melalui kinerja sejak merintis bisnis.
Dengan kemenangan ini, Gibran dan Bobby yang memiliki kompetensi yang mumpuni harus mampu bergerak cepat menyelesaikan persoalan dan tantangan di daerah masing-masing.
"Capaian inilah yang menepis bahwa kemenangan mereka bukan karena ayah dan mertua tapi karena mereka memang layak mengelola Medan dan Solo," tutur King.