Kembali Ukir Prestasi, UMBandung Sukses Ejawantahkan Gerakan Revolusi Mental Bersama Masyarakat

MONITORDAY.COM - Universitas Muhammadiyah Bandung kembali mengukir prestasi di masa pandemi ini.
Berdasarkan surat pengumuman Forum Rektor Indonesia (FRI) nomor 057/IT3/TU/FRI/2021 tentang pengumuman proposal Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) 2021, UMBandung menjadi salah satu institusi pendidikan tinggi diantara 55 lainnya yang mendapatkan pendanaan dari Kementerian Kordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan RI diantara 109 Universitas Negeri dan Swasta pengusul kegiatan.
Capaian ini menjadi momen pembuktian bahwa UMBandung berhasil mengejawantahkan semangat Gerakan Revolusi Mental bersama masyarakat.
Demikian disampaikan oleh Ketua Pelaksana GNRM UMBandung, Setiadin, S.Pd., S.Sos., M.AP kepada monitorday pada Minggu pagi (26/9/2021).
"Dengan mengusung tema kegiatan “Strategi Pengembangan Potensi Kewirausahaan Produk Lokal Desa Nanggalamekar Kabupaten Cianjur Melalui Pemasaran Digital” UMBandung dipercaya menjadi penggerak perubahan masyarakat secara sosial ekonomi dengan indikator penilaian (Integritas, Etos Kerja, Gotong Royong)," ucap Kang Tias.
" Gerakan Aksi Revolusi Mental (RM) adalah Indonesia Melayani, Indonesia Bersih, Indonesia Tertib, Indonesia Mandiri dan Indonesia Bersatu," tambah Kang Tias.
Kang Tias mengakui, GNRM dapat menggenjot semangat kebersamaan dan bergotong royong membangun desa untuk mewujudkan perubahan nasional yang lebih dinamis menggali potensi lokal yang dapat berkembang pada skala nasional maupun global.
"Apresiasi perlu diberikan kepada masyarakat dan aparatur desa yang diwakilkan oleh pengurus PKK, Karang Taruna, Pokja," pesan Kang Tias.
Selanjutnya, pelaksanaan kegiatan akan berlangsung selama 2 bulan dimulai dari tanggal 05 september 2021 dan akan berakhir pada akhir oktober 2021.
Selama 2 bulan tersebut dilaksanakan 2 tema utama kegiatan yaitu pengembangan potensi kewirausahaan dan pelatihanan pemasaran digital.
Pengembangan potensi kewirausahaan dilsakanan dengan berbagai kegiatan diantaranya pelatihan pengolahan kedelai menjadi susu kedelai dan pengolahan susu kedelai menjadi susu instan atau bubuk susu kedelai yang telah dilaksanakan pada tanggal 12 oktober dengan diikuti oleh 60 peserta dan mahasiswa dari berbagai program studi di lingkungan universitas Muhammadiyah Bandung diantaranya prodi studi Agribisnis, Kriya, dan Administrasi Publik.
Kang Tias juga memaparkan bahwa pemilihan pelatihan pengolahan kedelai menjadi susu kedelai dan bubuk dilakukan berdasarkan atas peninjauan bahwa di desa Nanggalamekar selama ini banyak petani yang telah melakukan budidaya tanaman kedelai tetapi hasilnya belum dimanfaatkan secara optimal karena hanya dijual dalam bentuk kedelai kering yang sebenarnya sangat berpotensi untuk dikembangkan menjadi produk olahan yang lebih bernilai ekonomis.
Dalam agenda kegiatan GNRM dalam hal produksi susu kedelai, masyarakat akan dibekali kemampuan kewirausahaan melalui pelatihan untuk mempersiapkan peserta agar mampu melakukan produksi susu kedelai yang berorientasi bisnis dengan memahami mekanisme standar perizinan produk yang diantaranya pengurusan PIRT dan Sertifikasi Halal.
Pelatihan tersebut akan dilaksanakan pada tanggal 19 oktober 2021 yang akan dilanjutkan dengan pelatihan pengelolaan keuangan.
Adapun pelatihan pengelolaan keuangan bertujuan untuk meningkatkan kompetensi peserta dalam menentukan harga jual produk dan mampu menyusun administrasi keuangan skala UMKM yang berkaitan dengan kepentingan mekanisme pencarian sumber pendanaan seperti KUR maupun Bank.
Kegiatan berikutnya akan dilaksanakan pelatihan yang mengarahkan seluruh peserta untuk membentuk korporasi usaha dan pembentukan kelompok usaha. Hal tersebut dinilai menjadi pokok penting kegiatan yang sangat sesuai dengan visi misi GNRM dalam mewujudkan semangat kebersamaan dan gotong royong masyarakat.
Sementara tema besar yang kedua yakni pelatihan pemasaran digital yang akan dilaksanakan dalam dua sesi pertemuan dengan tujuan pokoknya meningkatkan kompetensi pengelolaan kegiatan pemasaran berbasis e-commerce dan penggunaan market place sebagai platform pemasaran digital.
Para peserta pada pelatihan pengelolaan pemasaran berbasis e-commerce juga dilatih untuk dapat mengelola website sebagai toko online dalam menjual produk karena itu peserta harus dapat membuat konten e-commerce yang manarik dengan memberikan pelatihan foto produk dan desain kemasan.
Mengingat dewasa ini masyarakat terbiasa menggunakan handphone sebagai alat pengambilan gambar maka nantinya peserta akan mengikuti pelatihan foto produk dengan menggunakan hanphone sehingga lebih simple dan tepat guna.
Adapun pelatihan desain kemasan diarahkan pada kompetensi untuk dapat memilih dan memadukan warna kemasan sehingga menjadi produk yang lebih menarik secara visual.
Untuk tahap akhir dari pelatihan pada tema yang kedua, yakni pelatihan pemasaran digital dengan menggunakan platform dari market place yang dirancang untuk dapat menjadi fasilitas bagi para peserta agar senantiasa dapat melakukan kegiatan pemasaran meski dalam keterbatasan keluangan waktu untuk mengelola kegiatan pemasaran.
Luas biasanya lagi, ujar Kang Tias, market place yang digunakan nantinya akan terintegrasi dengan aplikasi social media berbasis bisnis sehingga para peserta sebagai pengguna dapat lebih fleksibel dalam menjual produk susu kedelai yang dihasilkan.
Sambung Kang Tias,Tim pelaksana GNRM UMBandung telah memilih satu jenis platform market place yang dirasa paling tepat untuk dijadikan media pasar online yang paling trending yang dapat mengakomodir pelaksanaan pemasaran produk unggulan desa nanggala mekar hingga ke tingkat nasional.
Kang Tias juga berharap agar dalam pelaksanaan kegiatan GNRM UMBandung dengan tema strategi pengembangan potensi kewirausahaan produk local desa Nanggala mekar Kabupaten Cianjur Melalui Pemasaran Digital tersebut dapat terus berkesinambungan yang harus diwujudkan dalam pendampingan secara berkala.
Dengan begitu, target utama untuk merealisasikan semangat gotong royong ditengah masyarakat benar-benar dapat memberikan manfaat kepada semua pihak yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung.
"Inilah ikhtiar kita melalui GNRM untuk mendorong pertumbuhan produk local menjadi produk unggulan yang relevan dengan akselerasi kemajuan desa secara sosial dan ekonomi," pungkas Kang Tias.