Kebijakan Lima Hari Sekolah akan Diterapkan Secara Bertahap dan Untuk Sekolah yang Siap

Tidak ada paksaan bagi satuan pendidikan untuk melaksanakan pada tahun ajaran baru 2017/2018sesuai dengan pasal 9.

Kebijakan Lima Hari Sekolah akan Diterapkan Secara Bertahap dan Untuk Sekolah yang Siap
Mondayreview.com (Toni).

MONDAYREVIEW.COM – Kepala Biro Komunikasi dan Layanan Masyarakat (BKLM), Ari Santoso menegaskan bahwa  kebijakan tentang lima hari sekolah (LHS) bukanlah full day school.

Ari menjelaskan bahwa  kebijakan LHS bukan berarti siswa harus belajar di dalam kelas terus menerus. Namun, bisa dimanfaatkan dengan beragam aktivitas belajar yang dilakukan dengan bimbingan dan pembinaan guru. "Lima hari sekolah bukan full day school. Itu istilah untuk jenis penyelenggaraan pendidikan di sekolah tertentu," katanya seperti dilansir  Republika.co.id, Jumat (30/6).

Ari mengatakan bahwa hari sekolah yang diatur di dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Permendikbud) Nomor 23 Tahun 2017 tersebut bertujuan untuk menguatkan karakter peserta didik melalui kegiatan intrakurikuler, kurikuler, dan ekstrakurikuker.

Menurutnya kegiatan yang bisa dilakukan dengan kegiatan pramuka,Palang Merah Remaja (PMR), mengaji ataupun kegiatan yang terkait upaya mendukung pencapaian tujuan pendidikan. Seperti, belajar budaya bangsa di museum atau sanggar seni budaya, atau dengan memupuk mental sportif siswa dengan kegiatan olahraga. 

Melalui proses belajar mengajar seperti inilah maka aktivitas belajar peserta didik akan menyenangkan. Selama ini proses belajar selama ini bisa diakatakan membosankan karena dilakukan secara tatap muka di kelas saja.

Lebih lanjut dia mengungkapkan bahwa kebijakan tersebut akan diterapkan secara bertahap dan bergantung pada kesiapan dari masing-masing sekolah. Mengingat sarana prasarana dan faktor pendukung setiap sekolah berbeda.

"Sekolah lima hari hanya untuk sekolah yang siap. Tidak ada paksaan bagi satuan pendidikan untuk melaksanakan pada tahun ajaran baru 2017/2018sesuai dengan pasal 9," jelasnya.

Maka itu, dia meminta kepada masyarakat luas untuk tidak terjebak pada perdebatan tentang lima hari atau enam hari, namun kembali pada semangat penguatan karakter melalui program Penguatan Pendidikan Karakter (PPK).