Kasus COVID-19 di Jateng Melonjak, Zona Merah Bertambah Jadi 13 Daerah

MONITORDAY.COM - Kasus COVID-19 terus melonjak di Jawa Tengah (Jateng), bahkan zona merah penyebaran COVID-19 di wilayah itu bertambah menjadi 13 daerah.
Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo mengingatkan warga kondisi saat ini tidak baik-baik saja.
"Trennya meningkat (kasus Corona). Kita tidak sedang baik-baik saja. Semua harus mawas diri dan antisipasi," kata Ganjar usai rapat penanganan COVID-19 di Ganjar kantornya, Semarang, Senin (21/6/2021).
Politikus PDIP itu menerangkan bahwa jumlah zona merah penyebaran COVID-19 tingkat kabupaten kota di Jateng meningkat usai pekan lalu tercatat ada 8 daerah. Kemudian, saat ini jumlahnya meningkat jadi 13 daerah.
"Kabupaten Kudus, Demak, Grobogan, Pati, Jepara, Blora, Pekalongan, Brebes, Semarang, Tegal, Sragen, Wonogiri, dan Kota Semarang," sebut Ganjar.
Berdasarkan pantauan redaksi dari laman https://corona.jatengprov.go.id/ per Senin (21/6/2021), jumlah kasus COVID-19 di 13 daerah tersebut yaitu:
Kabupaten Kudus: 1.951
Kabupaten Demak: 724
Kabupaten Grobogan: 550
Kabupaten Pati: 287
Kabupaten Jepara: 458
Kabupaten Blora: 362
Kabupaten Pekalongan: 370
Kabupaten Brebes: 411
Kabupaten Semarang: 365
Kabupaten Tegal: 646
Kabupaten Sragen: 797
Kabupaten Wonogiri: 483
Kota Semarang: 1.369
Orang nomor satu di Jateng mengatakan berbagai upaya penambahan ruang isolasi dan ICU di rumah sakit sudah dilakukan. Lalu, surat edaran pengetatan PPKM juga sudah ditandatangani.
"Surat edaran sudah minggu lalu, ini perpanjangan PPKM maka sampaikan agar bisa mengikuti. Kalau saya boleh cerita pada kawan-kawan di kabupaten/kota, PPKM ini lebih detail, yang merah ibadah di rumah, tempat wisata tutup, tempat keramaian dan toko sampai jam 21.00," ungkap Ganjar.
Sebelumnya, Sekretaris Persatuan Rumah Sakit Indonesia (Persi) Lia Gardenia Partakusuma, menyebutkan adanya laporan kekurangan tabung oksigen di Jateng.
"Saat ini kami mendapat laporan kekurangan tabung oksigen ini di Jawa Tengah," kata Lia dalam jumpa pers secara daring, Minggu (20/6/2021).
"Mengenai (kekurangan) oksigen kita pernah mengalami tahun lalu di mana satu provinsi mengeluh hebat bahwa oksigen sama sekali tidak ada. Ini terjadi pada Desember-Januari di NTT," sambungnya.