Kabar Gembira, Akhirnya Obat Penawar Covid-19 Berhasil Ditemukan
Kabar gembira terkait obat yang menjadi penawar Covid-19 ini disampaikan langsung Dokter Ahli Farmakologi yang juga Anggota American Collage of Clinical Pharmacology, Prof Dr Taruna Ikrar.

MONITORDAY.COM - Setiap penyakit pasti ada obatnya. Maka sangat tidak mungkin diturunkan penyakit tanpa ada penawarnya. Begitu pun penyakit yang berasal dari wabah virus Corona atau yang dikenal dengan Covid-19.
Di saat pandemi global Covid-19 semakin merajalela, saat itu pula muncul titik cerah yang melunturkan segala gelap keraguan untuk bangkit dari keterpurukan. Optimisme untuk bangkit dan sembuh dari belenggu Covid-19 ini hadir manakala ditemukan obat anyar bin manjur untuk menyembuhkan pasien yang positif terjangkit virus corona.
Obat itu adalah remdesivir yang sudah diberikan ke ribuan pasien Covid-19 dengan kasus yang parah di Amerika Serikat. Pemberian obat itu disebutkan sebagai bagian ujicoba (Clinical Trials) obat pemungkas melawan penyakit Covid-19. Intinya, Remdesivir ini menunjukkan diri sebagai obat dengan potensi terbaik untuk penyembuhan Covid-19.
Kabar gembira terkait obat yang menjadi penawar Covid-19 ini disampaikan langsung Dokter Ahli Farmakologi yang juga Anggota American Collage of Clinical Pharmacology, Prof Dr Taruna Ikrar.
Dalam keterangannya, ia menyebut bahhwa, hasil uji klinis obat Remdesivir ini memberikan hasil yang menakjubkan, di mana gambaran pasien yang awalnya masuk dengan kondisi yang parah dan kritis, dapat pulih dengan cepat.
"Bahkan setelah beberapa hari dirawat sebagian besar dizinkan pulang ke rumah karena telah dianggap telah sehat," kata Taruna Ikrar, Ahad (19/4/2020).
Dia menjelaskan, sebagian besar pasien yang dilakukan uji klinis obat remdisivir ini, memiliki gejala pernapasan dan demam yang parah, tetapi dapat berakhir sembuh.
"Tentu ini merupakan berita yang luarbiasa menggembirakan. Karena sebagaimana kita ketahui, bahwa COVID-19 ini telah menjadi wabah yang pandemik, dengan penderita di seluruh dunia, dengan jumlah kasus melewati 2 juta penduduk dunia, dengan kematian hampir mendekati 200 ribu jiwa. Tentu menjadi momok dan sangat mengkhawatirkan seluruh dunia,"
Dalam laporannya, Gilead sebagai sponsor penelitian ini, menjelaskan bahwa sebagian besar pasien Covid-19 yang parah, dalam pengobatan selama 6-10 hari kebanyakan dari mereka akan sembuh.
Walaupun dalam penelitian ini memiliki keterbatasan, karena uji coba tidak memasukkan apa yang dikenal sebagai kelompok kontrol, sehingga akan sulit untuk mengatakan apakah obat tersebut benar-benar membantu pasien pulih lebih baik.
Dengan kelompok kontrol, beberapa pasien tidak menerima obat yang sedang diuji sehingga dokter dapat menentukan apakah obat itu benar-benar mempengaruhi kondisi mereka.
"Yang jelas, Uji coba obat (Clinical Trials) Remdesivir sedang berlangsung di puluhan pusat Kesehatan dan rumah sakit di Amerika Serikat," kata Taruna.
Akhirnya, semoga dalam waktu yang tidak terlalu lama, obat pilihan anti-Covid-19 bisa segera disahkan," sambungnya kemudian.