Jusuf Kalla Sebut New Normal Tak Bisa Diterapkan Secara Serentak
JK menyarankan agar warga dapat membatasi kegiatan dan beradaptasi dengan menerapkan kebiasaan baru untuk mencegah penularan virus corona.

MONITORDAY.COM - Mantan Wakil Presiden M Jusuf Kalla menilai proses menuju kenormalan baru di Indonesia tidak bisa dimulai serentak. Hal ini dikatakannya karena Indonesia mencakup banyak pulau dengan tingkat penularan COVID-19 berbeda serta kondisi sosial budaya penduduk beragam.
"Penerapan di Jakarta, Surabaya, tentu akan berbeda dengan daerah lain yang jauh lebih aman," katanya dalam diskusi virtual mengenai kenormalan baru di Indonesia yang diselenggarakan Dewan Nasional Pergerakan Indonesia Maju di Jakarta, Sabtu (30/05/20).
Lebih lanjut ia menambahkan, bahwa kenormalan baru berkenaan dengan pemulihan aktivitas warga yang berubah akibat pandemi COVID-19 sebagai harapan.
"New normal (kenormalan baru) itu harapan. Bukan sesuatu yang rumit amat," ujar Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) yang akrab disapa JK ini.
Ia kemudian menyarankan, agar warga dapat membatasi kegiatan dan beradaptasi dengan menerapkan kebiasaan baru untuk mencegah penularan virus corona penyebab COVID-19 yang telah menimbulkan krisis kesehatan di berbagai belahan dunia.
Dalam situasi normal baru, lanjutnya, orang bisa kembali bekerja ke kantor, melaksanakan aktivitas belajar mengajar di sekolah, serta melakukan kegiatan sehari-hari lainnya dengan menjalankan protokol kesehatan dan tetap mewaspadai risiko penularan virus.
"Jadi bukan kita ingin hidup berdampingan, tapi hidup dengan waspada," tandasnya.