Jurnalisme Warga Bisa Melengkapi Media Arus Utama

Media arus utama tak mungkin meliput secara mendalam semua sumber informasi.

Jurnalisme Warga Bisa Melengkapi Media Arus Utama
Jurnalisme warga (Quote Master)

MONDAYREVIEW.COM – Demokrasi langsung dikenal ketika tiap warga negara dapat mengemukakan pendapat dan pemikirannya masing-masing. Dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, kini semakin berkembang jurnalisme warga. Warga negara tak hanya menjadi konsumen dari suatu berita, namun bisa juga menjadi produsen berita.

Jurnalisme warga pun bisa menjangkau pemberitaan yang tidak diliput oleh media arus utama. Sekalipun media arus utama memiliki keunggulan, namun seperti kata pepatah ‘tak ada gading yang tak retak’ – media arus utama pun tak mungkin meliput secara mendalam semua sumber informasi. Celah itulah yang dapat diisi oleh jurnalisme warga.

Jurnalisme warga sendiri masih membutuhkan penyesuaian standar jurnalistik agar produk yang dihasilkan sesuai dengan kaidah dasar jurnalisme. Jurnalisme warga juga memerlukan perlindungan saat melakukan tugas mereka.

“Jurnalisme warga menjangkau hal-hal yang bersifat sangat lokal yang jarang bisa disentuh oleh jurnalisme arus utama,” kata Eni Mulia, Direktur Eksekutif Perhimpunan Pengembangan Media Nusantara saat peluncuran aplikasi MyReport yang mewadahi karya jurnalisme warga.

Dalam aplikasi MyReport, karya jurnalisme warga harus menyertakan bukti berupa foto atau video dan fitur penanda lokasi. Menurut Eni Mulia, topik pemberdayaan perempuan dan para penyandang disabilitas merupakan contoh dari tema yang bisa diperdalam oleh jurnalisme warga.

Jurnalisme warga juga memungkinkan tiap-tiap dari warga untuk melaporkan keluhan serta pemikirannya. Pemerintah juga seyogianya responsif terhadap tuntutan warganya dan tidak mengkriminalisasi warga dikarenakan karya mereka tersebut.

“Jangan sampai pemerintah justru mengira jurnalisme warga sebagai bentuk demokrasi kebablasan, padahal ini cara masyarakat turut mengawasi kinerja pemerintah,” kata Koordinator Nasional Jaringan Kebebasan Berekspresi Asia Tenggara, Damar Juniarto seperti dilansir Kompas.