Jokowi: Anak-anak Indonesia Harus Optimis Hadapi Masa Depan
Indonesia merupakan bangsa yang besar. Maka itu, harus diisi oleh anak –anak bangsa yang memiliki cita-cita yang tinggi.
Redaktur MMG
MONDAYREVIEW.COM – Indonesia merupakan bangsa yang besar. Maka itu, harus diisi oleh anak –anak bangsa yang memiliki cita-cita yang tinggi dalam membangun bangsa. Hal ini disampaikan oleh Presiden Joko Widodo saat membuka Festival Anak Soleh Indonesia (FASI) X di lapangan Masjid Sabilal Muhtadin Banjarmasin, Jumat (15/9).
Pada kesempatan itu, mantan gubernur DKI Jakarta berpesan agar anak-anak Indonesia sebagai penerus perjuangan harus memiliki optimisme yang tinggi dalam menghadapi masa depan. Anak-anak Indonesia harus siap menghadapi masa depan dengan menggantungkan cita-citanya setinggi mungkin. “Jangan pernah takut bermimpi, jangan pernah takut punya cita-cita, kita sedang membangun Indonesia yang di dalamnya anak-anakku semua bisa meraih impian apapun," tegasnya.
Di hadapan 3.700 santri dari 34 provinsi Jokowi melemparkan pertanyaan terkait cita-cita anak-anak Indonesia. "Ada yang mau jadi guru? Ada yang mau jadi ustaz? Ada yang mau jadi ustazah? Ada yang mau jadi dokter? Pengusaha? Ada yang mau jadi menteri? Ada yang mau jadi Presiden?" tanya Presiden.
"Adaa," jawab para santri.
"Kok banyak sekali yang mau jadi presiden? Semuanya bisa anak-anak raih selama rajin belajar dan jangan lupa ibadahnya terus, jadi anak soleh," tambah Presiden.
Ia juga mengaku senang dengan sejumlah pertunjukkan seni yang ditunjukkan para santri cilik tersebut. "Bapak senang sekali anak-anak hadir di kota Banjarmasin dengan sehat. Saya senang bertemu dengan anak-anak karena masih kecil-kecil sudah sangat kreatif ada yang bagus baca Al Quran, azan, nazir Islami, cerdas cermat Al Quran, pandai berceramah, memang anakku semuanya sekarang adalah eranya kompetisi, eranya bersaing kalau anak-anak semuanya kreatif dan inovatif maka anak-anakku semuanya bisa berkompetisi," tutur Presiden.
Presiden selanjutnya berpesan agar para santri dapat rajin belajar dan tekun bekerja. "Itu adalah rumus kreativitas dan juga jangan lupa sayang kepada kedua orang tua bapak ibu kita, juga hormat kepada guru-guru kita, kepada teman-teman kita juga harus saling menghargai, saling menghormati, jangan membeda-bedakan teman dan kawan semua harus rukun, saling membantu," tambah Presiden.
Perlu diketahui, Festival ini diselenggarakan oleh Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia (BKPRMI) yang diikuti oleh 3.700 orang santri dari 34 provinsi di Indonesia. Pada acara tersebut juga turut hadir Ketua DPD Oesman Sapta Oedang yang juga ketua dewan pembina BKPMRI, Sekretaris Jenderal Partai Golkar Idrus Marham sekaligus ketua dewan penasihat BKPMRI, Kepala Staf Presiden Teten Masduki serta Gubernur Kalimantan Selatan Sahbirin Noor.
