Jokowi Minta Aparat Tak Berlebihan Sikapi Kritik Melalui Mural

Jokowi Minta Aparat Tak Berlebihan Sikapi Kritik Melalui Mural
Presiden Joko Widodo (Jokowi) saat mengumumkan perpanjangan PPKM dengan sejumlah daerah yang kini turun level hingga 30 Agustus 2021, Senin (23/8/2021). (Sumber: YouTube/Sekretariat Presiden)

MONITORDAY.COM - Kritik melalui mural banyak ditemukan di berbagai daerah di Indonesia. Penggunaan mural untuk menyampaikan kritik dan aspirasi marak dilakukan selama PPKM. Menyikapi hal tersebut, aparat kepolisian segera bertindak menghapus mural tersebut. 

Merespon sikap aparat, Presiden Joko Widodo meminta aparat kepolisian tidak berlebihan menyikapi mural-mural yang beredar. Jokowi bahkan telah menegur Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo terkait tindakan reaktif aparat terhadap seni kritik mural tersebut.

"Saya sudah tegur Kapolri soal ini," ujar Jokowi dalam pertemuan dengan sejumlah pemimpin redaksi media di Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (15/9/2021).

Lebih lanjut, Jokowi mengaku tidak mengetahui perihal adanya penangkapan dan penghapusan mural tersebut. Namun, menurutnya, tindakan represif itu merupakan inisiatif petugas di lapangan.

"Kapolri mengatakan itu bukan kebijakan kita, tapi Kapolres. Dari Kapolres juga menyatakan bukan kebijakan mereka, tapi di Polsek," terang Jokowi.

Jokowi menegaskan bahwa dia tidak antikritik seperti yang dituduhkan banyak pihak. Bagi Jokowi, kritik bahkan hinaan sudah jadi makanan sehari-hari yang biasa diterima. 

"Saya tidak antikritik. Sudah biasa dihina. Saya ini dibilang macam-macam, dibilang PKI, antek asing, antek aseng, planga-plongo, lip service. Itu sudah makanan sehari-hari," kata Jokowi.