Jin, Setan dan Iblis, Apa Bedanya?

Mengenal mereka, supaya terbebas dari tipu dayanya

Jin, Setan dan Iblis, Apa Bedanya?
ilustrasi

JIN adalah  makhluk yang tercipta dari kobaran api, Berbeda dengan manusia yang diciptakan dari tanah. seperti yang dijelaskan dalam surat Arrahman, ayat 14-15. Jin juga mempunyai ilmu, daya pemahaman dan kemampuan untuk menentukan yang hak dan yang batil, sebagaimana manusia. Jin dibebani kewajiban, untuk beribadah kepada Alloh.

Karena itulah di antara bangsa jin, ada yang beriman, ada juga yang kafir.  Sebagaimana manusia, bangsa jin juga mengalami kematian, meskipun usianya lebih panjang. Kelak, mereka akan dibangkitkan untuk mempertanggungjawabkan semua perbuatannya.

Bangsa jin dahulu dianugerahi kekuatan untuk menembus langit, dan mencuri berita dan rahasia langit. Namun saat ini tak ada lagi yang mampu melakukannya, karena setiap mendekati langit, Alloh Taala sudah mempersiapkan panah api, untuk membakarnya, seperti dijelaskan dalam Alquran. “Dan sesungguhnya kami dahulu bisa menduduiki tempat di langit itu untuk mendengarkan [berita-beritanya]. Akan tetapi, sekarang, barangsiapa [mencoba] untuk mendengarkan [seperti itu] tentu akan menjumpai panah api yang mengintai [untuk membakarnya]. (QS. Al-jin: 9)

Manusia sesungguhnya lebih mulia, dan lebih unggul dibanding bangsa jin. Karena, saat Nabi Adam alaihisalam diciptakan, Alloh Ta’ala memerintahkan Iblis untuk bersujud kepada Adam.  Karena itu, Alloh Ta’ala hanya mengangkat para nabi dari golongan manusia, bukan dari bangsa jin.

Lalu, apa yang membedakan antara jin, Iblis dan setan?.

Al jinu berasal dari kalimat,janna syai’un yajunnuhu,yang bermakna,  “yang menutupi sesuatu”. Segala sesuatu yang tertutup adalah tersembunyi, maka dengan demikian jin itu makhluk yang tersembunyi atau ghaib. Karena itu, manusia sesungguhnya tidak bisa melihat jin, sedangkan mereka bisa melihat manusia (lihat Surat Al ‘araf ayat 27).

Iblis berasal dari jenis jin dan merupakan nenek moyang bangsa jin, seperti yang diutarakan oleh Hasan Al Basri. Sementara, setan dalam bahasa Arab diambil dari sathona yang artinya jauh. Ibnu Kasir dalam tafsirnya, mengatakan bahwa syaithan artinya yang jauh dari kebenaran atau rahmat Alloh Ta’ala.

Setan sebutan bagi mereka yang ingkar kepada Alloh, yang selalu mengajak kepada kesesatan. Mereka tidak hanya dari kalangan bangsa jin, juga dari kalangan manusia, seperti difirman Alloh Ta’ala,  yang artinya “Dan demikianlah kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu setan-setan (dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia).” (QS al-An’am: 112)