Berjuang Bersama Allah SWT

        DALAM The Way To Win karya Solikhin Abu Izzuddin dikisahkan, pada suatu hari Qadhi (semacam hakim agung tingkat internasional) naik keledai yang bagus, kalau sekarang seperti mobil mewah, pakaiannya bagus, performanya meyakinkan.

      Berjuang Bersama Allah SWT

        DALAM The Way To Win karya Solikhin Abu Izzuddin dikisahkan, pada suatu hari Qadhi (semacam hakim agung tingkat internasional) naik keledai yang bagus, kalau sekarang seperti mobil mewah, pakaiannya bagus, performanya meyakinkan.

Saat melintas di sebuah pasar tiba-tiba seorang Yahudi pedagang minyak menghadang dan memegang tali keledai sang imam seraya berkata, “Ya Syaikhul Islam, Anda menyatakan bahwa Nabimu bersabda; Dunia itu penjara orang beriman dan surganya orang kafir.  Dengan penampilan Anda seperti ini, Anda dipenjara seperti apa? Dan dengan keadaan saya seperti ini , saya berada di surga seperti apa ?”. Ibnu Hajar menjawab, “Dengan kondisi seperti ini, saya dibanding dengan nikmat yang Allah janjikan di Akhirat, seolah dalam penjara. Engkau dengan kondisi seperti itu, dibandingkan dengan siksa yang Allah ancamkan di akhirat nanti, sekarang berada di dalam surga.”

Mendengar  jawaban tersebut, Yahudi spontan masuk islam. Sehebat apapun mukmin di dunia, ia masih berada di dalam “penjara keterbatasan”. Sedangkan orang kafir, akan ada neraka yang menanti mereka. Inilah ketetapan Allah SWT, bahwa bagi orang-orang beriman telah tersedia surga yang kekal selamanya. Tergantung manusianya mau berusaha, bersabar lalu berdoa memasrahkan apa yang sudah ia usahakan kepada Allah Yang Maha Kuasa. Maka sangat tidak pantas kita mengeluh dari kehendakNya yang tertuju pada kita karena “Tiada suatu bencana pun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauh Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.” (QS. Al-Hadid :22)

Dan jika seseorang di hadapkan pada suatu masalah, sebenarnya dia sedang diberikan kesempatan untuk bisa ditempatkan-Nya pada posisi atau derajat yang lebih baik dari sebelumnya. Namun jika kita mengeluh secara tidak langsung kita berprasangka buruk kepada Allah, sementara Allah mengikuti persangkaan hamba-Nya karena “Sesungguhnya jika Allah akan mencintai suatu kaum, maka Dia akan memberikan ujian kepada mereka. Barang siapa yang bersabar, maka kesabaran itu bermanfaat baginya. Dan barang siapa marah (tidak sabar) maka kemarahan itu akan kembali padanya.” (HR.Ahmad dan At-Tirmidzi)

Jika kita mampu untuk menghilangkan rasa mengeluh , sama saja kita berbaik sangka kepada Allah dan kita pasti mendapatkan hikmah, pelajaran bahwa kita sudah pernah melewati masalah ini sehingga di masa depan diberikan kelancaran untuk mengarungi tantangan hidup selanjutnya. Jadi, marilah kita bersabar, berpikir terlebih dahulu sebelum bertindak. Dan pastinya meminta petunjuk kepada Allah niscaya kita akan diberikan kemudahan supaya diberikan solusi yang terbaik untuk masalah yang kita hadapi.