Jepang Darurat Covid-19 dan Vaksin BCG
Pihak berwenang meegaskan seruan bagi orang-orang untuk tinggal di rumah.Bisnis yang tidak penting untuk sementara waktu berhenti untuk mengekang penyebaran virus corona di Jepang. Demikian laporan Kantor Berita Kyodo.

MONITORDAY.COM - Jepang mulai memberlakukan keadaan darurat (emergency) menghadapi meluasnya sebaran Covid-19. Tokyo dan enam prefektur lainnya memasuki akhir pekan pertama mereka di bawah keadaan darurat pada hari Sabtu (11/4/2020).
Pihak berwenang meegaskan seruan bagi orang-orang untuk tinggal di rumah.Bisnis yang tidak penting untuk sementara waktu berhenti untuk mengekang penyebaran virus corona di Jepang. Demikian laporan Kantor Berita Kyodo.
Daerah di sekitar Stasiun Shinjuku di Tokyo yang biasanya dipenuhi pembeli tampak berangsur sepi. Toko serba ada dan restoran tutup. Kawasan ini biasanya sangat ramai pada saat akhir pekan.
Sepinya salah satu pusat transportasi utama ibukota Jepang itu lebih lanjut ditunjukkan oleh layar jadwal di Terminal Bus Expressway Shinjuku yang menunjukkan mayoritas bus berjadwal kosong dari penumpang.
Berbeda sekali dengan musim semi normal, tidak ada yang duduk di bawah bunga sakura pada hari Sabtu (11/4/2020) di sepanjang Sungai Okawa di Osaka. Orang-orang berjalan atau berlari sendirian dengan menjaga jarak sosial yang telah menjadi sangat penting untuk memperlambat penyebaran virus.
Perdana Menteri Shinzo Abe pada hari Selasa (7/4/2020) menyatakan keadaan darurat untuk Tokyo dan prefektur terdekat di Kanagawa, Saitama dan Chiba serta prefektur Osaka, Hyogo dan Fukuoka.
Pembatasan di beberapa kota Jepang ini efektif hingga 6 Mei bertujuan mengurangi kontak orang-ke-orang sebanyak 70 hingga 80 persen dari biasanya untuk mencegah lonjakan ledakan infeksi. Institusi medis, bank, dan bisnis lain yang dianggap penting untuk kehidupan sehari-hari tetap buka dan beroperasi.
Jepang dekat letaknya dengan Korea Selatan yang sejak awal mengalami lonjakan jumlah kasus positip virus corona. Kedekatan geografis dan intensitas interaksi antara penduduk kedua negara selama ini cukup tinggi. Meskipun selama wabah corona Jepang sangat berhati-hati bahkan memberlakukan karantina pada warga Korsel yang masuk ke negaranya.
Hal yang cukup menjadi kewaspadaan adalah usia harapan hidup di Jepang yang tinggi. Jepang memiliki penduduk lansia yang cukup banyak. Data tahun 2018 menyebutkan 28,4% penduduk Jepang berusia di atas 65 tahun atau sekitar 35,88 juta orang. 14,7% adalah mereka berusia di atas 75 tahun, dan sekitar 8,9% adalah mereka yang berusia di atas 80 tahun.
Untungnya, Jepang memiliki program vaksinasi BCG sejak 1947 dan masih berlangsung efekfif hingga kini. Hal ini memberi harapan pada kemungkinan kekebalan tubuh yang lebih tinggi terhadap Covid-19. Walaupun masih dalam tahap penelitian seperti di Australia vaksin BCG yang ditujukan untuk melindungi orang dari Tuberkulosis memiliki kemungkinan meningkatkan kekebalan terutama dari infeksi saluran pernafasan.