Jalur Rekonsiliasi Melalui Nama Jalan
Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil menghadiri peresmian nama Jalan Siliwangi dan Jalan Pajajaran di Yogyakarta.

MONDAYREVIEW.COM – ‘Apalah arti sebuah nama?’ – begitulah pernyataan dari sastrawan William Shakespeare. Namun nyatanya nama jalan dapat menjadi jembatan rekonsiliasi. Hubungan antara suku Sunda dan Jawa bisa memiliki beban psikologis manakala dikaitkan dengan latar sejarah peristiwa Bubat. Terkait peristiwa Bubat rombongan Dyah Pitaloka dihabisi atas perintah Patih Gajah Mada – demikian kisah yang intens diketahui publik. Meski jika ditelusuri acuan peristiwa Bubat terdapat dalam naskah Pararaton, Kidung Sunda, dan Kidung Sundayana, yang penulisnya bukan orang Sunda. Sementara menurut budayawan Uu Rukmana dalam naskah-naskah Sunda, tragedi Bubat yang terjadi tahun 1357 Masehi itu hanya disinggung sedikit.
Peristiwa Bubat seakan “menghantui” relasi suku Sunda dan Jawa. Lalu pada Selasa (3/10), Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, Wali Kota Bandung Ridwan Kamil menghadiri peresmian nama Jalan Siliwangi dan Jalan Pajajaran di Yogyakarta. Turut pula hadir dalam acara tersebut Gubernur DIY Sri Sultan Hamengkubuwono X dalam peresmian tersebut.
“Peristiwa-peristiwa di masa lalu itu masa lalu yang bisa dikenang, tapi tidak boleh menimbulkan permusuhan sampai anak cucu kita. Jangan sampai lagi ada permasalahan seperti ini berdampak pada persaudaraan di Indonesia. Kita ingin membuat ikatan yang lebih kuat dengan hubungan kebangsaan,” kata Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan seperti dilansir Pikiran Rakyat.