Italia Dinilai Keliru Cegah Penularan Covid-19, Perlu Ubah Strategi

Andrea Crisanti, Ilmuan tersohor Italia yang juga guru besar mikrobiologi di Universitas Padua, menilai Italia perlu mengubah strategi untuk pencegahan penularan Covid-19.

Italia Dinilai Keliru Cegah Penularan Covid-19, Perlu Ubah Strategi
Andrea Crisanti, Ilmuan tersohor Italia yang juga guru besar mikrobiologi di Universitas Padua Italia/net

MONITORDAY.COM - Strategi Italia dalam pencegahan penularan wabah virus corona atau Covid-19 dinilai keliru dan perlu mengubah strategi yang tepat. Faktanya, Italia telah melakukan karantina wilayah atau lockdown secara nasional. Namun, Italia kini menempati peringkat nomor wahid untuk angka kematian tertinggi di dunia akibat Covid-19. Bahkan dalam tiga hari terakhir, infeksi baru terus terjadi berkisar antara 5.000 dan 6.000 kasus positif per hari.

Dilansir dari www.usnews.com, Ilmuan tersohor di Italia yang juga Guru Besar mikrobiologi di Universitas Padua, Andrea Crisanti saat wawancara melalui Radio Capital, concern menyoroti penangan Covid-19 di Italia.

"Jumlah kematian harian tertinggi sejak wabah dimulai pada jum'at 21 Februari lalu, tercatat 919 korban positif covid-19 yang berujung pada kematian, ada strategi yang keliru yang diterapkan oleh pihak berwenang dan perlu ubah cara yang tepat untuk memerangi penularan virus ini" ujarnya kepada awak media, senin (30/3/2020)

Apa Yang Diubah?

Menurutnya, langkah Pemerintah Italia seharusnya mendirikan sejumlah Pusat Pencegahan Wabah Covid-19 untuk memisahkan mereka yang dinyatakan suspect kemudian pisahkan mereka dari keluarga yang sehat atau negatif, seperti yang dilakukan China dimana wabah itu berasal pada bulan Desember 2019 silam.

"Alih-alih memberitahu warga dengan gejala ringan untuk mengasingkan diri di rumah, semestinya pihak berwenang mendirikan Pusat Pencegahan Wabah Covid-19. Bagi mereka yang dinyatakan suspect, dipisahkan dari keluaraga mereka. Seperti yang terjadi di China" ucapnya.

Lebih lanjut, kata dia, pihak berwenang harus menelisik siapa saja yang terinfeksi. Sangat mustahil, ada keluarga yang sudah diisolasi kemudian, salah satu dari mereka bertanya "apakah ada yang terkena virus ini". Bisa jadi saat waga diisolasi, penularan justru tidak bisa dibendung. 

"Menurut hemat saya, infeksi justru terjadi di rumah," lanjutnya.

Diketahui, Crisanti melakukan upaya tanggap Covid-19 dengan mengidentifikasi siapa yang terinfeksi yang diawali dari rumah ke rumah di wilayah timur laut Italia di Veneto yang dikenal makmur, sejak awal wabah pandemi tersebut terjadi pada pertengahan Februari lalu.

Upaya Crisanti membuahkan hasil dan membantu mengidentifikasi kasus yang terpapar covid-19. Jumlah yang terpapar wabah ini di Vaneto tidak terlalau banyak karena hanya penderita yang dinyatakan kritis saja yang dirujuk di rumah sakit dan mendapatkan penangan khusus, sangat berbeda jika dibandingkan di wilayah Lombardy, tetangga Vaneto. 

Dia mengungkapkan, Lombardy menjadi wilayah terparah karena tercatat 6.360 kematian terjadi akibat virus corona, jauh lebih banyak daripada wilayah Italia lainnya, sedangkan Veneto hanya mencatat 392 kematian. Taka ayal, wabah di Lombardy jauh lebih besar sejak awal merebaknya Covid-19.

Oleh karena itu, Ia menghimbau kepada pihak berwenang agar lakukan pendekatan serupa di Veneto dan harus digalakkan secara nasional.

"Kita harus lebih agresif dalam mengidentifikasi orang yang sakit di rumah. Kita harus pergi ke rumah mereka, menguji mereka, menguji anggota keluarga mereka, teman-teman dan tetangga mereka, dan semua orang yang dinyatakan positif harus dibawa, jika mereka cukup sehat, pisahkan mereka" ujarnya.

Sementara itu, Angelo Borrelli, kepala Badan Perlindungan Sipil, mengatakan tingkat penularan dan kematian yang sedang berlangsung cukup pelik. Ia juga memberikan apresiasi kepada upaya pihak-pihak terkait yang melakukan tanggap terhadap virus yang mematikan ini. Namun Pemerintah pun dengan segala upaya melakukan tindakan preventif.  

"tidak berarti tindakan pemerintah nasional tidak efektif. Cukup prihatin tentunya, kita saat ini melihat angka kematian yang jauh lebih buruk dan layanan kesehatan kita akan berada dalam keadaan yang jauh lebih dramatis," kata Borrelli kepada awak media.