Istilah Radikalisme Diganti "Manipulator Agama", MUI: Itu Tidak Tepat

Isu agama adalah hal yang sangat sensitif

Istilah Radikalisme Diganti "Manipulator Agama", MUI: Itu Tidak Tepat
Wasekjen MUI, Amirsyah Tambunan dalam sebuah program diskusi menyoal istilah "Manipulator Agama" di layar televisi beberapa waktu lalu

MONITORDAY.COM - Presiden Joko Widodo (Jokowi) melempar wacana untuk mengubah istilah "radikalisme" dengan "manipulator agama". Kendati demikian, Jokowi menyerahkan sepenuhnya kepada Menko Polhukam, Prof Mahfud Md untuk mempertimbangkan istilah tersebut.

Menanggapi hal itu, Wasekjen Majelis Ulama Indonesia (MUI) Pusat, Amirsyah Tambunan menilai penggunaan istilah Manipulator Agama itu tidak tepat. Sebab menurutnya, masih banyak istilah atau diksi yang lebih soft yang bisa digunakan untuk menyebut orang-orang yang melakukan penyimpangan dalam kehidupan beragama.

"Kehati-hatian dalam pemilihan diksi harus diperhatikan karena isu agama adalah hal yang sangat sensitif," kata Amirsyah dalam sebuah program diskusi di layar kaca, pada Jumat (01/11/19).

Menurutnya, ada dua hal yang perlu dicermati. Pertama, penggunaan diksi radikalisme perlu hati-hati supaya tidak muncul kesalahpahaman. Kedua, diksi manipulator agama adalah manipulasi yang artinya orang-orang yang menyalahgunakan agama.

"Radikalisme paham yang berdasarkan akar," kata Amirsyah.

"Kalau dalam ilmu filsafat radik itu masih positif. Tetapi kalau akar kekerasan digunakan, dalam pengetahuan umum yang kita lihat mampu mengubah situasi ekonomi, politik, sosial, dan budaya menjadi negatif," imbuh Amirsyah yang juga Sekjen Asosiasi Dosen Indonesia (ADI) ini.

Amirsyah menambahkan, jika ada perilaku yang kurang tepat dari umat beragama jalannya adalah memberi bimbingan, edukasi dan memberi pengertian.

Amirsyah juga menekankan untuk dilakukan penelitian terlebih dulu sejauh mana penyebab perilaku beragama yang menyimpang dengan praktik-praktik terorisme dan kekerasan.

"Kesadaran tingkat beragama lebih penting supaya dapat memberikan pemahaman sekaligus praktik beragama yang tepat," tandasnya.