ICW: Airlangga Belum Mampu Merealisasikan Tagline Golkar Bersih
Politik akomodatif membuat Golkar punya warna yang tidak jelas

MONITORDAY.COM - Koordinator Indonesia Corruption Watch (ICW) Donald Faridz menilai tagline "Golkar Bersih" yang diusung Airlangga Hartarto sebagai Ketua Umum hanya menjadi angan-angan belaka. Tagline itu hadir sebagai respon atas kasus-kasus korupsi yang melibatkan para kader partai Golkar.
Donald mengatakan secara komitmen, yang paling awal diluncurkan yakni Golkar keluar dari Pansus Hak Angket DPR untuk KPK. Namun, melihat realitas yang ada saat ini, dirinya membahasakan Golkar di bawah kepemimpinan Airlangga hanya akomodatif terhadap semua kelompok tanpa melihat track record.
Pasalnya, ia menuturkan saat ini masih ada beberapa kader yang merupakan kubu pendukung terdakwa kasus korupsi e-KTP yang juga mantan Ketum Golkar, Setya Novanto.
"Ada kelompok Kahar Muzakir yang menjadi ketua Komisi III, kemudian ada Mekeng yang kemudian menjadi Ketua Fraksi Partai Golkar. Itu kalau liat kan sebenarnya adalah kubu yang mempresentasikan Setya Novanto," katanya dalam diskusi yang diselenggarakan Generasi Muda Partai Golkar (GMPG) bertajuk 'Menyorot Wajah Golkar Bersih di bawah kepemimpinan Airlangga Hartarto' di D' Hotel, Jl.Sultan Agung, Jakarta Selatan, Senin (19/3/2018).
Donald mengungkapkan selama 18 bulan Setnov menjadi Ketum Partai Golkar, sudah 16 kader yang terjerat kasus korupsi. Hal tersebut yang menurutnya menjadi penyebab surutnya atensi publik dan semakin jatuhnya elektabilitas Partai Golkar.
"Sebenarnya Golkar baru di bawah kepemimpinan Airlangga Hartarto belum mampu menjawab tantangan atau merepresentasikan atau merealisasikan tagline Golkar bersih tersebut, karena sampai dengan hari ini baru sebatas menjalankan politik akomodatif terhadap seluruh kelompok," tukasnya.
Donald membeberkan Mekeng sudah berkali-kali disebut terlibat dalam beberapa kasus korupsi. Sementara itu, publik juga dipertontonkan pada Kahar yang saat menjadi anggota Mahkamah Kehormatan Dewan (MKD) membela habis-habisan Setnov
"Jadi itu yang saya lihat. Pada akhirnya politik akomodatif itu membuat Golkar punya warna yang tidak jelas, atau kita lihat boleh dibilang abu-abu, tidak Golkar bersih," pungkasnya.
[Yst]