Israel Gencatan Senjata, Ketua PDPM Kabupaten Cirebon: Tidak Ada Jaminan, Umat Wajib Dukung Palestina

Israel  Gencatan Senjata, Ketua PDPM Kabupaten Cirebon: Tidak Ada Jaminan, Umat Wajib Dukung Palestina
Ketua Pemuda Muhammadiyah Kabupaten Cirebon, Yanyan (Foto: Monitorday)

MONITORDAY.COM - Ketua Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah (PDPM) Kabupaten Cirebon, Yanyan Hendriyana Fadlullah menilai agresi Israel yang kesekian kali terhadap masyarakat sipil Palestina telah menghancurkan marwah Umat.

Israel dengan jelas merendahkan komite yang telah dibentuk PBB pada tahun 1975, terkait dengan hak-hak sipil rakyat Palestina.

"Jika saat ini Israel lakukan gencatan Senjata. Ingat, itu hanya sementara. Untuk kesekian kalinya, Israel tidak pernah menggubris himbauan dunia apalagi untuk menghormatinya,"  kata Ketua PDPM yang akrab disapa Yanyan kepada monitorday.com, Sabtu (22/5/2021). 

Menurut Yanyan, tokoh politik Israel telah berkali-kali menghina Islam dan reaksinya lemah. Rezim Israel bahkan telah mengubah masjid penting di Palestina, seperti Masjid Al-Ahmar abad ke-13 di Safad, menjadi klub malam sebagai penghinaan terhadap umat. 

Namun umat lagi-lagi dibuat mengelus dada, betapa tidak, kezholiman Israel terhadap Islam jelas-jelas terjadi di Palestina. Namu ada empat negara Arab yang melakukan normalisasi hubungan diplomatik dengan Israel sepanjang tahun 2020, yaitu Uni Emirat Arab (UEA), Bahrain, Sudan, dan Maroko. 

Jauh sebelum empat negara ini, Mesir (1979) dan Yordania (1994) juga sudah menjalin hubungan dengan Israel. Dengan demikian, ada enam negara Arab yang saat ini memiliki hubungan diplomatik dengan Negeri Zion itu. 

Keempat negara Arab tersebut memiliki motif masing-masing terkait dengan normalisasi hubungan dengan Israel. Secara umum, mereka berdalih bahwa menjalin hubungan Israel adalah sebagai bagian dari upaya untuk menghentikan aneksasi atas wilayah Palestina. 

Kendati demikian, Palestina menentang keras langkah yang ditempuh negara-negara Arab tersebut.  

Yanyan mengaku geram dengan tindakan Pemimpin Negara-Negara Arab yang layaknya "Macan Ompong", sehingga normalisasi ini memang hanya menguntungkan Israel.

Negeri Yahudi itu telah memenangkan status tertinggi (atas) pengakuan internasional oleh (negara) tetangga Arab-nya.

Lantas apa yang sejatinya di lakukan umat saat ini. Tak ada bentuk ukhuwah yang paling baik untuk dikembangkan umat Islam, selain ukhuwah Islamiyah.

Pentingnya menjaga dan memelihara ukhuwah juga diajarkan oleh Rasulullah SAW. 

“Orang Mukmin itu bagaikan satu jasad, atau bagaikan bangunan yang saling mengukuhkan,” sabda Nabi dalam hadis yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim.

Dalam hadis lainnya, Rasulullah bersabda, “Orang Islam itu satu sama lain bersaudara.” (HR Abu Dawud).

Hadis dan ayat di atas menegaskan bahwa tak ada bentuk ukhuwah yang paling baik untuk dikembangkan umat Islam, selain ukhuwah Islamiyah.

Ukhuwah Islamiyah merupakan ikatan yang paling hakiki dan kuat, mengungguli semua jenis ikatan lainnya. 

Boleh jadi, ikatan lainnya hanyalah bersifat sarana ukhuwah, tetapi tak dapat dijadikan dasar yang kuat bagi bangunan persaudaraan.

Seluruh negara yang berpenduduk Muslim seperti Negara-negara di Timur Tengah dan Afrika, Iran, Turki, Indonesia, Malaysia dan Brunei agar duduk bersama dan memiliki satu suara untuk tidak hanya menyatakan sikap tapi tindakan nyata secara konkrit untuk kemerdekaan Palestina.

Hal ini sangat penting karena jika hanya berharap dengan Amerika dan Eropa yang notabennya justru membantu Israel, hanyalah menantikan pepesan kosong dan umat kembali kecewa dengan organisasi Umat  seperti Organisasi Kerjasama Islam (OKI) yang dinilai kurang maksimal dan tak berdaya memperjuangkan Palestina.  

Tokoh publik semestinya tak bernarasi bahwa Palestina bukan bagian dari urusan Indonesia

Yanyan juga sangat menyangkan jika ada narasi yang menyebutkan bahwa "peristiwa yang terjadi di Palestina adalah persoalan bangsa Palestina" Seolah tidak ada hubungannya dengan Indonesia. 

Parahnya, yang mengeluarkan pernyataan itu dikenal sebagai Tokoh Publik yang tampaknya tidak melihat sejarah yang sesungguhnya.

" Saya kutip pernyataan warga AS yang melakukan protes terhadap militer Israel bahwa tidak perlu menjadi seorang muslim untuk membela Palestina, cukup jadi manusia saja sudah layak untuk memiliki perasaaan kemanusiaan," ungkap Yanyan.

" Lantas ada Tokoh Publik dan mengaku nasionalis dan kemudian alergi dengan Palestina, dimana nilai kemanusiaannya?" tanya Yanyan. 

Yanyan menyebutkan dari Presiden Soekarno hingga Jokowi sepakat mengutuk keras perbuatan militer Israel terhadap warga sipil Palestina. 

Akhirnya, Yanyan kembali mengajak semua elemen bangsa, umat dan siapapun yang masih memiliki rasa kemanusiaan untuk tidak berpikir bahwa Palestina itu tidak ada irisannya. Jika ada yang berpikir demikian, maka sangat disayangkan.

Sampai kapanpun, Pemuda Muhammadiyah Kabupaten Cirebon tidak pernah lelah menyuarakan kemerdekaan Palestina dan ukhuwah Umat untuk membela Palestina hari ini, besok dan selamanya.

" Saya tegaskan bahwa Pemuda Muhammadiyah Kabupaten Cirebon bersama dengan Warga Palestina hingga langit ini runtuh. Kami tetap bersama Palestina, kami cinta Palestina. Kami kecam dengan keras  agresi militer Yahudi di tanah Palestina." tegas Yanyan.