Inilah Solusi Akhiri Polemik Full Day School Menurut Gus Sholah
Gus Sholah meminta untuk mengakhiri perdebatan yang berlarut-larut dengan duduk bersama.

MONDAYREVIEW.COM – Kebijakan full day school (FDS) atau sekolah delapan jam sehari yang keluarkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) tidak akan menjadi polemik jika antara pihak yang mendukung dan menolak duduk bersama. Ini menjadi polemik dan ramaikan diperbincangkan lantaran ada kesalahan komunikasi.
Hal ini diungkapkan oleh Pengasuh Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Jawa Timur, KH Salahuddin Wahid, Senin (14/8).
Maka itu Gus Sholah meminta untuk mengakhiri perdebatan yang berlarut-larut dengan duduk bersama untuk mencari solusi yang terbaik. Dan Ia pun meminta agar para tokoh tidak hanya berdebat lewat di koran atau media massa lainnya.
“Saya pikir itu perlu duduk bersama lah ya. Ini kan sekarang orang berdebatnya di koran, berdebatnya di media gak duduk bareng. Mestinya duduk bareng lah. apa keberatannya," jelasnya.
Adik kandung Gus Dur ini mengungkapkan bahwa inti permasalahan ini karena pihak yang menolak memiliki pemahaman bahwa kebijakan lima hari sekolah akan menghilangkan Madin (Madrasah Diniyah). Melalui duduk bersama inilah mereka akan mengetahui secara utuh kebijakan tersebut apakah kebijakan ini benar-benar dapat mematikan Madrasah Diniyah atau tidak. Jika dianggap mematikan, lanjut dia, maka harus dicari solusinya.
“Jadi harus duduk bareng, tujuannya apa, tujuannya kan baik. Kemudian dampak negatifnya apa. Yang penting kan dampak negatifnya dihilangkan dan tujuan yang baik bisa dicapai, kan gitu,"jelasnya.