Inilah Keutamaan dan Cara Mudah Beribadah di Raudhah

Raudhah adalah tempat istimewa di Masjid Nabawi, Madinah, Arab Sudi. Para jamaah yang berkesempatan mengunjungi masjid Nabawi sangat disunahkan untuk berdoa disana.

Inilah Keutamaan dan Cara Mudah Beribadah di Raudhah
Area Raudhah, Masjid Nabawi/Net.

MONITORDAY.COM – Raudhah adalah tempat istimewa di Masjid Nabawi, Madinah, Arab Sudi. Para jamaah yang berkesempatan mengunjungi masjid Nabawi sangat disunahkan untuk berdoa disana.

Dalam salah satu hadistnya, Rasulullah menyebutkan bahwa raudhah adalah ‘taman surga’. Awalnya, tempat ini merupakan area antara rumah Nabi Muhammad dan mimbar tempat beliau berkhutbah di Masjid Nabawi yang asli.

Luasnya sekitar 144 meter persegi, berupa hamparan karpet hijau, hampir seluas lapangan futsal. Area ini merupakan tempat paling mustazabah di salah satu kota haramain, Kota Madinah. Itu sebabnya para jamaah umroh dan haji berebut untuk bisa berdoa di tempat ini. Diyakini, jika berdoa di tempat ini pahalanya 1000 kali lipat.

Saking ramainya, para petugas di Masjid Nabawi melakukan aturan khusus. Mulai dari membuat antrian, waktu lama bedoa, menempatkan petugas khusus di samping mimbar Rasul, hingga di sekitar area makam Nabi untuk mencegah para jamaah berlebihan ketika berdoa.

Para jamaah biasanya diizinkan berdoa dan melakukan kegiatan lain di raudhah paling lama 30 menit saja. Jika melebihi, para petugas tak segan-segan mengusirnya, tentu saja dengan cara yang santun.

Aturan diterapkan, agar para jamaah tertib dan tak berlebihan ketika berdoa, terutama di area perempuan. Karena di area perempuan desak-desakannya lebih hebat bak desak-desakan di gerbong KRL perempuan. Tak heran jika para petugas perempuan di raudhah lebih sering berteriak-teriak dibanding petugas di area laki-laki.

Nah, agar lebih mudah dan tak terlalu padat redaksi punya tips khusus bagi para jamaah, terutama jamaah asal Indonesia yang memiliki postur lebih kecil dibandingkan dengan jamaah dari negara lain.

Pertama, beri’tikaflah sejak tengah malam, paling lambat kita harus sudah ada di Masjid Nabawi pada pukul 01.00 dinihari. Ini karena pengunjung lain, terutama warga lokal lebih sedikit. Mereka lebih banyak yang pulang ke rumah atau hotel tempatnya menginap.

Jika berhasil tiba di dekat raudhah pada pukul 01.00 dinihari, maka paling bantar kita hanya akan melakukan antrian satu kali saja. Setelah itu, kita akan terdorong masuk ke raudhah. Jika sudah begitu, maka tinggal ambil posisi paling nyaman dan minim desak-desakan.

Kedua, jika datang ke Masjid Nabawi jelang shalat subuh, cobalah untuk mengambil posisi sedekat mungkin dengan panggung untuk adzan. Karena dari panggung adzan sampai makam Rasulullah adalah area raudhah yang nantinya dipakai jamaah perempuan. Kalau beruntung masuk area itu, anda akan dibiarkan tanpa diusir.

Namun, jika datang sebelum adzan subuh, jamaah lebih sering hanya kebagian area belakang Masjid Nabawi. Akan sangat sulit merangsek ke bagian depan. Bila sudah begitu, jangan memaksakan diri apalagi marah-marah kepada jamaah lain.

Yang perlu diingat, tujuan kita ke raudhah adalah untuk beribadah kepada Allah, bukan untuk gaya-gayaan apalagi melakukan selfi. Karena itu tak heran, jika ada ada spanduk imbauan dalam 3 bahasa Turki, Arab dan Indonesia. "Saudari-saudari kaum muslimat, jangan memaksakan diri dan menyakiti sesama pada saat masuk ke Raudhah dengan saling mendorong dan berdesakan.

Perlu diingat pula jika salah satu pesan utama dari sekian rangkaian ibadah dan sejarah yang ada di Madinah pada zaman Rasulullah adalah kita diajarkan untuk banyak bersabar dan tidak mudah marah.

Meski dikata-katai, dibully, dijatuhkan martabatnya, bahkan dilempari, Rasulullah rak sekalipun marah dan mendoakan keburukan kepada mereka. Karena itu, terutama ketika berusaha masuk raudhah.

‘Tunggulah giliran dengan izin Allah, masih banyak waktu untuk Anda dapat memasuki Raudhah dan melaksanakan salat di dalamnya," begitu bunyi penutup di spanduk imbauan saking seringnya jamaah tidak sabar mengantri di Raudhah. [ ]