Hadapi Situasi Terburuk, Semua Pihak Diminta Turun Tangan Cegah Korona

Meski saat ini ada wacana tentang Herd Immunity yang pada suatu titik akan dapat mengatasi wabah Covid-19, tapi kondisi seperti itu tak boleh dibiarkan terjadi, pemerintah dan para tenaga tenaga medis di garda terdepan jangan dibiarkan berjuang sendiri.

Hadapi Situasi Terburuk, Semua Pihak Diminta Turun Tangan Cegah Korona
Ilustrasi foto/Net

MONITORDAY.COM - Penularan virus corona (Covid-19) di Indonesia belum bisa dikendalikan, jumlah kasus positif virus corona kian bertambah dari hari ke hari. Simulasi atau prediksi sudah dibuat, tapi hasilnya maju mundur.

Pandemi Covid-19 terjadi bukan hanya karena karakterisitik virusnya, tapi juga terkait perilaku masyarakat. Semakin banyak yang membandel dan abai terhadap anjuran  pemerintah, ditambah minimnya peralatan dan obat-obatan medis, maka bukannya melandai kurva eksponensial penyebaran Covid-19 malah makin tajam ke atas.

Jika grafik semakin tajam, maka kasus yang terjadi kian banyak. Artinya, para penderita semakin sulit tertangani lantaran rumah sakit kewalahan menangani pasien yang kian membludak.

Meski saat ini ada wacana tentang Herd Immunity yang pada satu titik akan dapat mengatasi wabah Covid-19, tapi kondisi seperti itu tak boleh dibiarkan terjadi, pemerintah dan para tenaga medis di garda terdepan jangan dibiarkan berjuang sendiri.

Pemilik Perusahaan Media Multiplatform, Monday Media Group, Muchlas Rowi menyatakan tidak sepakat dengan munculnya wacana herd immunity dalam penanganan pandemi corona di Indonesia.

Menurut dia, memang dalam teori herd immunity atau kekebalan kelompok atau komunitas membuat kemungkinan virus menginfeksi akan semakin kecil ketika tercipta keadaan dimana banyak orang yang sudah memiliki kekebalan terhadap penyakit tertentu. Tapi kata dia, itu sama saja membiarkan korban kian berjatuhan. 

"Tak bisa kita mengandalkan herd immunity, itu skenario terburuk. Semua orang bisa tertular, biaya perawatan dan kerugian lainnya bisa lebih mahal. Kita tidak boleh menjadi Italia kedua," kata Muchlas Rowi saat dihubungi di Jakarta, Sabtu (28/03).

Indonesia saat ini, kata Muchlas, memang dalam situasi yang berat, tapi bukan berarti kita pasrah melakukan upaya seadanya dan berharap pada herd immunity. Oleh karena itu, Muchlas meminta masyarakat Indonesia memahami sekaligus ikut mengambil peran masing-masing dalam upaya pencegahan penyebaran virus ini.

"Saatnya kita atau siapa pun turun tangan, mengambil peran dalam upaya pencegahan virus corona. Peran terkecil adalah mengikuti pesan jaga jarak, rajin cuci tangan, bekerja di rumah, jauhi kerumunan, dan ibadah di rumah saja," tutur Muchlas.

Selain menjaga jarak dan menaati anjuran lainnya dari pemerintah, Muchlas juga sangat berharap masyarakat mulai mengambil perannya masing-masing untuk mengatasi pandemi corona.

"Pengusaha garment bisa mengambil peran dengan cara ikut memproduksi alat medis seperti masker dan APD. Tidak harus banyak, tapi kalau massif maka ini akan luar biasa," tuturnya.

Begitu juga para petani dan pegiat tanaman herbal, kata Muchlas, bisa mengambil peran dengan menggiatkan penanaman tanaman herbal seperti jahe, sirih, kunyit, jambu biji, lemon, pohon kina, dan lain sebagainya.

"Kita tidak pernah tahu, skenario terburuknya akan seperti apa dan sampai kapan. Yang bisa kita lakukan adalah melakukan pencegahan, masyarakat harus diajak untuk menanam dan mengkonsumsi makanan, minuman dari ramuan herbal yang telah diwariskan para leluhur," ujarnya.

Para ilmuwan, ahli biologi, ahli fisika, atau bahkan anak SMK bisa mengambil peran dengan membuat vaksin, alat uji, atau bisa juga seperti bilik disinfektan. Upaya kecil apa pun akan sangat diharga dibanding berdiam diri.

Tak kalah pentingnya, Muchlas Rowi juga mengajak para awak media di seluruh Indonesia dapat menyampaikan narasi-narasi positif dan memberi harapan, bukan malah sebaliknya mencari sensasi tanpa konfirmasi.

"Saat ini begitu banyak berita dan narasi yang tak terkonfirmasi kebenarannya, tapi seolah dibiarkan bersliweran. Tugas bagi kita para pewarta untuk membuat narasi dan informasi yang betul-betul terkonfirmasi," ujarnya.

Terakhir, Muchlas Rowi yang juga merupakan Komisaris PT Jamkrindo (Persero) ini meminta para tokoh agama, ulama, pendeta, pedanda dan seluruh masyarakat untuk senantiasa memanjatkan doa agar semesta kemudian mendukung (mestakung) segala upaya yang kita lakukan untuk mengatasi persoalan ini.

Untuk diketahui, Muchlas Rowi kini aktif menggerakkan sejumlah pengusaha, tenaga medis, influencer, engginer, pengurus masjid, para pewarta, hingga tukang las untuk membuat gerakan kepedulian dan donasi melawan corona. Caranya, adalah dengan memproduksi bilik disinfektan. Hingga saat ini, menurut Muchlas, ada 50 unit bilik disinfektan yang sudah dan sedang dibuat.

"Hingga saat ini sudah diproduksi 50 unit, dananya dari sumbangan masyarakat dan akan ditempatkan di sejumlah titik di jakarta dan sekitarnya," ujarnya.