Gus Nukman: Ummat Islam Indonesia Harus Berpandangan 1.000 Tahun ke Depan

Soekarno mengatakan mereka yang berpandangan sempit dan gampang mengkafir-kafir kan orang sebagai golongan Islam sontoloyo.

Gus Nukman: Ummat Islam Indonesia Harus Berpandangan 1.000 Tahun ke Depan
Ngaji Kebangsaan Bamusi.

MONDAYREVIEW.COM- Ngaji Kebangsaan yang selama ini terus menerus dilaksakan Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) merupakan salah satu bentuk mempertahankan keutuhan NKRI dari berbagai ancaman dan rongrongan yang belakangan kian massif. Termasuk dari ancaman kaum Wahabi yang menghendaki sistem kekhilafahan yang dipaksakan mereka di bumi nusantara ini. 

Demikian disampaikan KH Muhammad Nukman Basori saat menyampaikan ceramah di Jalan Pondok Jaya, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan , Selasa (4/4).

Menurut Gus Nukman, yang juga Ketua PP Bamusi, sejak zaman revolusi paham Wahabi sudah masuk ke bumi nusantara. Makanya Presiden Soekarno mengatakan bahwa ummat Islam Indonesia seharusnya mempunyai pandangan lebih maju 1.000 tahun ke depan, dan bukan malah mundur 1.000 tahun ke belakang. Artinya, kalau mau Islam maju dan bisa diterima oleh semua golongan maka Islam tidak perlu alergi terhadap kemajuan zaman serta kemajuan teknologi.

"Sepanjang kemajuan teknologi itu bermanfaat bagi ummat dan tidak merusak aqidah maka harus bisa diterima," kata Gus Nukman.

Bahkan, sambung Gus Nukman, ada hadits yang mengatakan bahwa Rasulullah SAW bersaba agar mencari ilmu hingga ke negeri China. Artinya tidak ada batasan mempelajari ilmu pengetahuan hanya di bidang agama saja. Hal ini di maksudkan supaya ummat Islam selalu bisa mengatasi berbagai masalah dan persoalan terkini dengan mencarikan solusi melalui kajian dan bahasan seperti qiyas dan ijma' para ulama,

"Soekarno juga mengatakan bahwa mereka yang mempunyai pandangan yang sempit dan kolot yang tidak mau menerima pendapat orang lain dan yang selalu menyalahkan orang yang berbeda pendapat dan dengan gampang mengkafir-kafir kan orang sebagai golongan Islam sontoloyo. Golongan Islam sontoloyo inilah yang malah merusak nama Islam sendiri karena mereka hanya memandang Islam dari kulitnya saja, bukan isinya," ungkap Gus Nukman.