Golkar Tetap Rindang, Meski Konflik Datang Menerjang

Golkar secara kelembagaan partai tetap terus tumbuh rindang dan tidak mengalami turbulensi, meskipun berbagai macam konflik datang menerjang.

Golkar Tetap Rindang, Meski Konflik Datang Menerjang
Seri Diskusi Publik Indonesia Political Studies (IPS), menyoroti dinamika Partai Golkar jelang Munas.

MONITORDAY.COM - Direktur Eksekutif Indonesia Political Studies (IPS), Alfarisi Thalib mengatakan, Golkar secara kelembagaan partai tetap terus tumbuh rindang dan tidak mengalami turbulensi, meskipun berbagai macam konflik datang menerjang.

Bahkan, ia menilai dalam proses kaderasi pun Partai Golkar justru terjadi surplus kader-kader terbaik.

"Menyoroti dinamika Partai Golkar jelang Munas, dari intensnya berbagai macam konflik datang silih berganti, Partai Golkar relatif tidak terpengaruh secara signifikan," ujar pria yang akrab disapa Faris dalam seri diskusi bertema "Kemelut Golkar Jelang Munas" di Jalan Raden Saleh, Cikini, Jakarta Pusat yang digelar beberapa waktu lalu.

Ia berpendapat, ada beberapa hal yang membuat Golkar imun terhadap berbagai persoalan. Pertama, karena Golkar merupakan partai tengah, tidak kiri juga tidak kanan, melainkan almanzilah bainal manzilatain.

"Sehingga dengan konsep politik seperti ini, membuat Golkar sangat fleksibel, dapat dengan cepat melakukan penyesuaian diri terhadap kondisi sosial politik yang dihadapi, dan memiliki banyak jalan alternatif untuk keluar dari berbagai kemelut," paparnya.

Kedua, lanjut Faris menambahkan, karena partai Golkar tidak bergantung pada satu individu tertentu, bahkan tanpa ketua umum pun proses politik partai Golkar tetap harus berjalan. Karena yang memiliki kekuasaan tertinggi di partai ini bukanlah personal melainkan konstitusi partai, AD ART, Tata Kerja Partai, dan Hasil Rapat Pleno. 

Menurutnya, proses pengambilan kebijakan partai secara konstitusional bukan berdasarkan kemauan ketua umum, bukan pula atas perintah personal tertentu, melainkan diambil secara kolektif kolegial melalui Rapat Pleno sebagai forum tertinggi dalam mengambilkan keputusan partai.

"Sehingga siapapun yang tidak menjalankan konstitusi partai, dan sebaliknya menjadikan dirinya secara individu sebagai pusat politik dan hukum partai serta mengabaikan sistem dan konstitusi partai, itu artinya secara perlahan ia sedang berupaya menyusup lalu menghancurkan partai," ujarnya.

Ketiga, karena Partai Golkar menempatkan sistem partai, konstitusi dan ideologi partai sebagai panglima tertinggi. Yang mengatur, mengarahkan dan membentuk kebijakan politik kebangsaan, pilihan politik praktis, langkah politik koalisi, dan strategi lobby yang dibuat.

"Dengan ketiga hal itu, walaupun banyak orang-orang kecewa pada proses politik Golkar, lalu mendirikan partai baru, hal itu tidak membuat suara partai tergerus. Dan jutrus itu membuat Golkar semakin kuat, tubuh partai Golkar tetap terus tumbuh merindangi seluruh proses politik dan demokratisasi bangsa Indonesia," tandasnya.