Gerakan #BoikotNasiPadang Dinilai Hanya Sebuah Lelucon

Pegiat media sosial, Darmansyah menilai terlalu berlebihan seruan memboikot makan nasi Padang. Apalagi seruan itu dilakukan karena pasangan capres-cawapres nomor urut 01, Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin mengalami kekalahan di Provinsi Sumatera Barat berdasarkan hasil hitung cepat.

Gerakan #BoikotNasiPadang Dinilai Hanya Sebuah Lelucon
Ilustrasi/Foto: Istimewa

MONITORDAY.COM - Pegiat media sosial, Darmansyah menilai seruan memboikot makan nasi Padang sebagai sesuatu yang berlebihan. Apalagi seruan itu dilakukan karena pasangan capres-cawapres nomor urut 01, Joko Widodo-KH Ma'ruf Amin mengalami kekalahan di Provinsi Sumatera Barat berdasarkan hasil hitung cepat.

Menurutnya, tidak elok menyangkutpautkan Pilpres dengan budaya di Indonesia. Seharusnya, masyarakat tidak mencampuradukkan kepentingan politik dengan budaya termasuk kuliner yang sudah ada dan dilestarikan sejak zaman dahulu.

"Sebab, hal itu dapat mengganggu persatuan dan kesatuan serta memecah belah bangsa," kata Darmanstah dalam keterangan tertulis, Jum'at (26/4).

Kalaupun memang ada, Darmansyah menambahkan tentu gerakan itu tidak akan berpengaruh bagi rumah makan nasi Padang yang sudah ada. Sebab nasi Padang sudah mendunia. Penikmatnya bukan hanya pendukung Jokowi.

Lebih lanjut, menurutnya, aksi itu hanya sebuah lelucon semata yang dilontarkan oleh pendukung kubu petahana. "Aksi boikot Rumah Makan Padang dari pendukung Jokowi hanya sebuah lelucon dalam Pemilu 2019," katanya.