Gelar Lomba Menulis Hari Santri, BPIP Tuai Kritik

Gelar Lomba Menulis Hari Santri, BPIP Tuai Kritik
Logo BPIP (bpip.go.id)

MONITORDAY.COM - Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) RI gelar lomba kepenulisan dalam rangka Hari Santri Nasional .Lomba tersebut mengambil 2 tema, yakni hukum hormat bendera menurut Islam dan hukum lagu kebangsaan menurut hukum Islam.

Poster dari lomba ini telah viral tersebar di media sosial. Nantinya kumpulan tulisan dari lomba ini akan dibukukan dan bagi pemenang akan mendapatkan hadiah berupa uang tunai. Pengumuman lomba ini akan diselenggarakan pada Bulan Oktober bertepatan dengan Hari Santri Nasional. 

Menanggapi tema lomba tersebut, Anggota DPR RI dari Fraksi PKS Mardani Ali Sera menilai lomba tersebut tendensius. Hal ini menurutnya karena lomba tersebut mengesankan masih banyak umat Islam yang mempersoalkan hormat bendera dan lagu kebangsaan. 

“Aneh temanya dan terkesan tendensius. Jadi buka luka lama saat dikatakan musuh Pancasila itu agama,” ujarnya dalam akun twitter pribadinya. 

Senada dengan Mardani, Anggota DPR RI Fraksi PAN Saleh Partaonan Daulay menyatakan kritik terhadap lomba yang diselenggarakan BPIP. Menurut Saleh, lomba tersebut tidak substantif dan tidak kontekstual. 

“Secara metodologis, tidak ada rumusan masalahnya. Kalau tidak ada rumusan masalahnya, apa yang mau ditulis? Sebelum ditulis pun orang pasti akan mengetahui bahwa kesimpulannya Islam tidak mempermasalahkan hormat bendera dan menyanyikan lagu kebangsaan. Sebab, itu adalah bagian dari perwujudan cinta Tanah Air. Sementara, cinta Tanah Air adalah bagian dari iman," tandas Ketua F-PAN DPR ini. 

Ketua PP. Muhammadiyah Busyro Muqoddas turut berkomentar mengkritik lomba BPIP tersebut. Menurut Busyro jika BPIP tidak bisa memberikan manfaat bagi masyarakat, lebih baik dibubarkan saja. 

"Saya siap mewakili Muhammadiyah dengan 170 perguruan tinggi Muhammadiyah se-Indonesia mengadakan polling dengan bersama-sama. Kalau tidak ada manfaatnya [BPIP] itu bubarin saja," imbuhnya.