Ganjar Ungkap Kepanikan Muncul Akibat Varian Delta Menyebar Cepat di Kudus

MONITORDAY.COM - Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo mengungkapkan akibat varian baru virus corona, corona delta B1617.2 di Kudus sempat terjadi kepanikan. Pasalnya, virus Covid varian delta menyebar sangat cepat dalam kurun tiga pekan dan tingkat keterisian rumah sakit melonjak.
“Ketika Kudus mengalami situasi ini, kepanikannya muncul. Kepanikan bukan karena kapasitas (rumah sakit) tidak mampu, tapi memang panik,” kata Ganjar saat menghadiri webinar Badan Pemeriksa Keuangan (BPK), Kamis (17/6/2021).
Menurut dia, Pemerintah Jateng sebenarnya telah membuat standar operasional prosedur (SOP) untuk mengkonversi tempat tidur dan kamar ICU di rumah sakit-rumah sakit untuk pasien reguler dan pasien virus corona.
Dalam SOP itu, kamar pasien non-Covid-19 bisa digunakan untuk pasien Covid-19 bila keadaannya mendesak. Dengan syaratnya, pihak rumah sakit harus lebih dulu memindahkan pasien umum agar tidak bercampur dengan pasien yang mengidap Covid-19.
Namun, lantaran saat terjadi lonjakan virus corona pasien reguler yang terdaftar di rumah sakit-rumah sakit di Kudus jumlahnya banyak, strategi konversi kamar itu tidak berjalan optimal. Dengan demikian, Kudus memerlukan bantuan dari daerah lain untuk menampung lonjakan pasien Covid-19.
“Saat itu paling support adalah Semarang. Demak mencoba membantu, tapi tampaknya tidak terlalu kuat,” ungkap Ganjar.
Selain dari sisi ketersediaan kamar, pemerintah setempat membutuhkan tambahan tenaga medis untuk menangani pasien.
Politikus PDIP itu menyampaikan pihaknya pun meminta bantuan TNI, Polri, hingga BNPB untuk ikut turun. Menurutnya, gelombang penyebaran pandemi Covid-19 yang dialami daerahnya mengalami peningkatan signifikan.
Pada 17-23 Mei, lanjut Ganjar, muncul tiga zona merah yang sebelumnya merupakan daerah aman, termasuk Kudus. Kemudian pada 24-30 Mei, penyebaran virus pun melesat bahkan telah merambah ke Sragen dan Wonogiri.
Lonjakan kasus virus corona Jateng yang sempat melandai di angka 6.000 per hari pun meningkat menjadi 15.395. Ganjar menyebutkan lenaikannya sudah lebih dari 100 persen. Angka ini bahkan melampaui grafik gelombang pandemi pertama 2020.
“Tapi saya belum bisa berani mengatakan apakah berdasarkan teori epidemologis masuk dalam second wave,” jelas Ganjar.
Selain itu, Ganjar Pranowo juga mengungkapkan pemerintah daerah terus melakukan penanganan. Pemerintah akan membuka ruang-ruang isolasi yang lebih banyak serta mengetatkan pembatasan pergerakan di level RT, RW, hingga desa.