Gandeng TNI, Kemendikbud Kerjasama Atasi Kekurangan Guru di Daerah 3T

Dalam rangka mengatasi masalah kekurangan tenaga pengajar di daerah Terluar, Tertinggal, dan Terdepan (3T), Kementeraian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menjalin kerjasama dengan Tentanra Nasional Indonesia (TNI) untuk mengatasi masalah tersebut.

Gandeng TNI, Kemendikbud Kerjasama Atasi Kekurangan Guru di Daerah 3T
Ilustrasi foto: Istimewa

MONITORDAY.COM – Dalam rangka mengatasi masalah kekurangan tenaga pengajar di daerah Terluar, Tertinggal, dan Terdepan (3T), Kementeraian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menjalin kerjasama dengan Tentanra Nasional Indonesia (TNI) untuk mengatasi masalah tersebut.

Nota kerja sama ditandatangani oleh Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK) Supriano dan Asisten Teritorial (Aster) TNI AD Brigjen Bakti Agus Fadjari di kantor Kemendikbud, Jakarta (27/2).

Supriono mengatakan, melalui kerjasama ini diharapkan personel TNI AD yang bertugas di daerah 3T dapat diperbantukan untuk mengajar di sekolah-sekolah yang kekurangan tenaga pengajar. Dengan demikian kebutuhan tenaga pengajar akan terbantu oleh para prajurit tersebut.

“Sinergi dengan TNI AD adalah bentuk antisipasi Dirjen GTK jika ada sekolah yang kekurangan guru, sehingga bisa tetap menjalankan aktivitas belajar mengajar dengan diisi oleh anggota TNI yang bertugas di daerah tersebut,” kata Supriono, seperti dilansir laman kemendikbud.go.id, Kamis (28/2).

Dalam nota kerjasama tersebut, nantinya personel TNI yang ditugaskan di Nunukan dan Malino akan terlebih dahulu mendapatkan peningkatan kompetensi dalam bidang pembelajaran dari Kemendikbud melalui Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK).

"Jangan sampai daerah-daerah yang punya potensi, (justru) tidak ada gurunya. Ini dalam rangka persiapan. 900 (personel) ini kita siapkan, menjaga-jaga apabila diperbatasan itu tidak ada guru, dibutuhkan guru, mereka bisa masuk," ungkap Supriano.

Sementara Brigjen Bakti Agus Fadjari menjelaskan bahwa selama ini memang untuk menutup kekurangan guru yang ada di perbatasan, prajurit TNI AD sering terlibat untuk membantu proses pembelajaran.

“Dengan pembekalan yang diberikan GTK nanti dapat menjadi standar bagi personel TNI yang mengajar,” ungkapnya.

Brigjen Bakti juga menyampaikan nanti akan ada dua batalyon yang diberikan pembekalan oleh GTK sebelum bertugas. “Kedua batalyon tersebut adalah Batalyon 303 Garut dan Batalyon Raider Balikpapan yang akan mendapatkan pembekalan sebanyak 40 jam sebelum bertugas,” ucapnya.