Fundamental Ekonomi Makro di Empat Tahun Jokowi-JK Dinilai Kuat
Menko Perekonomian Darmin Nasution menegaskan, bahwa fundamental ekonomi makro di Indonesia di 4 tahun kepemimpinan Joko Widodo-Jusuf Kalla sangat sehat dan kuat. Hal ini diindikasi oleh beberpa hal yang meliputinya.

MONITORDAY.COM - Menko Perekonomian Darmin Nasution menegaskan, bahwa fundamental ekonomi makro di Indonesia di 4 tahun kepemimpinan Joko Widodo-Jusuf Kalla sangat sehat dan kuat. Hal ini diindikasi oleh beberpa faktor yang meliputinya.
"Selama empat tahun pemerintahan Jokowi-JK ini fundamental ekonomi makro Indonesia sehat dan kuat," kata Menko Darmin dalam acara Diskusi Media FMB 9, Edisi 4 Tahun Kerja Pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla dengan tema "Pembangunan Ekonomi dan Daya Saing" di Auditorium Kementerian Sekretariat Negara, Jakarta, Selasa (23/10).
Meski begitu, Ia mengatakan bahwa tetap ada tantangannya, yaitu pertumbuhan ekonomi dari tahun 2014 – 2017 itu meningkat tapi memang pelan-pelan."Sekarang sampai semester 1, pertumbuhan 5,17%. Dalam situasi ekonomi dunia yang sedang terjadi gangguan dan gejolak, maka dapat diakui bahwa perekonomian kita membaik ," ujarnya.
Menko Darmin mengungkapkan, indikator-indikator yang lebih dalam dari sekedar pertumbuhan ekonomi yaitu tingkat kemiskinan mencapai posisi terbaik yang kita alami yaitu 9,82%.
"Rasio gini juga membaik yaitu sekitar 7-8 tahun terakhir. Angkanya adalah 0,389. Tingkat pengangguran juga posisi terbaik, terlihat konsisten menurun yaitu 5,13%. Tingkat inflasi dapat dikendalikan, dulu inflasi double digit, dan dalam periode 4 tahun terakhir kinerjanya jauh lebih stabil yaitu angkanya 3,5%. Pemerintah mampu mewujudkan inflasi rendah disekitar kita," tambahnya.
Selanjutnya Menko Darmin menilai kinerja fiskal jelas makin menguat. "Memang sempat 2-3 tahun lalu ada kelemahan, terutama kegiatan ekonomi sektor riil. Kita terus membangun infrastruktur. Ada banyak mengkritik utang jaman pemerintahan ini angkanya tinggi. Tapi kini dibarengi pertumbuhan ekonomi yang stabil," jelasnya.
Sedangkan jika diukur dengan indeks ketahanan pangan, Indonesia mengalami indeks yang cukup menggembirakan. "Sebab dari tahun 2016 indeksnya 71, kemudian menurun menjadi 69 lalu menjadi 65. Kalau dilihat dari indeksnya sendiri 63,6. Indonesia memang masih agak kalah dengan Malaysia, Thailand , Vietnam. Yang perlu dicatat indeks elektabliitasi, yang menyangkut kesejahteraan masyarakat. Kita sudah jauh membaik karena sekarang sudah diangka 97,50," terenganya.
Kemudian Menko Darmin bertanya apa yang membedakan strategi pembangunan Jokowi-JK dengan pemerintahan terdahulu? Ia menjawab bahwa pemerintah Jokowi-JK seimbang dalam menjaga supply dan demand. kalau demand itu moneter dan fiskal, kalau supply itu membangun infrastruktur.
"Apa manfaatnya menjaga supply dan demand seimbang? Kita sebenarnya ada pada satu titik kita siap melakukan transformasi ekonomi tanpa harus melakukan perpindahan orang dari pertanian ke industri," jelasnya lagi.
"Dengan semua itu pada tahun berikutnya sudah jauh lebih siap untuk menentukan transformasi ekonomi. Kita harus kembangkan segera yang namanya logistik. Kita masih perlu meningkatkannya," pungkasnya.
Turut hadir narasumber dalam diskusi tersebut antara lain Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, Mendag Enggartiasto Lukito, Menpar Arief Yahya, Menteri PUPR Basuki Hadimuljono, Menteri KKP Susi Pudjiastuti, Menkominfo Rudiantara, dan Staf khusus Presiden Bidang Ekonomi Ahmad Erani Yustika.