Fraksi Demokrat Minta Kemendikbud Sosialisasikan Format Baru Pengganti UN

Anggota Komisi X DPR RI, Bramantyo Suwondo meminta Kementerian Pendidikan dan Budaya (Kemendikbud) untuk gencar sosialisasikan format baru pengganti UN.

Fraksi Demokrat Minta Kemendikbud Sosialisasikan Format Baru Pengganti UN
Anggota Komisi X DPR RI, Bramantyo Suwondo

MONITORDAY.COM - Anggota Komisi X DPR RI, Bramantyo Suwondo meminta Kementerian Pendidikan dan Budaya (Kemendikbud) untuk gencar sosialisasikan format baru pengganti UN.

"Saya berharap supaya sosialisasi untuk asesmen ini dilaksanakan dengan baik, sehingga guru-guru juga pihak dinas pendidikan di daerah paham betul dan tidak kaget pada saat pelaksanaan," kata Bramantyo dalam keterangannya, Kamis (12/12/2019).

Menurut Bramantyo, model pendidikan kita memang sudah saatnya diperbaharui dan untuk mencapai itu, anak-anak Indonesia butuh learning assessment yang sifatnya lebih representatif dan tidak menekan. 

"Mengingat kesenjangan kualitas pendidikan di Indonesia yang masih sangat besar, serta learning outcome yang masih rendah, saya menyambut baik perubahan ini," ucapnya.

Politisi Partai Demokrat itu mengatakan format baru harus linier dan sesuai dengan apa yang diajarkan dalam kurikulum, agar tidak memberatkan siswa dan memberikan hasil yang betul-betul menggambarkan kemampuan belajar.

"Sehingga ada alignment antara kurikulum, asesmen, dan instruction. Saya juga berharap agar dengan adanya Asesmen Kompetensi Minimum ini, pemerintah bisa memetakan learning gap yang ada di antara anak-anak sekolah di Indonesia dan kemudian mengambil langkah konkret untuk meningkatkan juga meratakan kualitas pendidikan untuk anak bangsa," jelasnya.

Lebih lanjut, Bramantyo menilai Selama ini UN dijadikan tolok ukur asesman dan evaluasi. Padahal jelas bahwa asesmen dan evaluasi itu berbeda. Jadi tentu saja tidak maksimal dan justru menjadi beban bagi para murid. Makanya kita bisa lihat bagaimana nilai UN anak-anak itu relatif tinggi, tetapi skor PISA bisa sangat rendah.

Selain itu, kekurangan UN adalah aspek yang dinilai hanya fokus pada aspek kognitif saja, sedangkan dalam proses pembelajaran ada aspek-aspek lain yang perlu diperhatikan seperti pembangunan karakter, critical thinking. 

"Kita pun sudah sering mendengar bagaimana Ujian Nasional ini menjadi momok bagi murid, sekolah, dan juga orang tua," tambah Bramantyo.