FIKSI & LKSN PKLK Jadi Ajang Kreativitas Serta Jembatan Kerjasama dengan Dunia Industri

Terima kasih kepada perusahaan-perusahaan atas partisipasinya memberikan kesempatan magang dan bekerja bagi peserta didik Anak Berkebutuhan Khusus.

FIKSI & LKSN PKLK Jadi Ajang Kreativitas Serta Jembatan Kerjasama dengan Dunia Industri
Tarian yang dilakukan siswa/i ABK (Dit.ppklk)

MONDAYREVIEW.COM - Bertempat di Novotel Mangga Dua Square Hotel, upacara penutupan FIKSI PKLK dan LKSN PKLK dihelat pada Ahad malam (30/7). Tak sekadar pengumuman para pemenang, upacara penutupan juga menjadi ajang unjuk kreativitas dan unjuk keberanian. Simaklah bagaimana hasil karya para peserta Lomba Keterampilan Siswa Nasional (LKSN) PKLK begitu indahnya. Terdapat hasil karya membatik, hantaran, menjahit, tata boga, kriya kayu, kreasi barang bekas seolah menjadi pameran menjelang tempat dihelatnya Upacara Penutupan.

Acara di panggung juga menjadi pementasan karya Anak Berkebutuhan Khusus (ABK). Simaklah tarian kolaborasi nusantara, lalu tarian khas dari daerah Bali, Papua, Kalimantan yang dilakukan oleh ABK. Tak berhenti sampai disitu, panggung semakin syahdu dan hidup dengan penampilan musik yang dibawakan band dari Sekolah Luar Biasa (SLB) Yayasan Elsafan. Terdapat tiga lagu yang dibawakan yakni ‘Andaikan Kau Datang’, ‘Bendera’, dan ‘Damai Bersama-Mu’.

Panggung Upacara Penutupan kembali menjadi ajang unjuk kemampuan para ABK. Para finalis lomba kecantikan LKSN 2017 tampil di panggung bak model dengan busana ikonik yang begitu mempesona. Ada yang tampil layaknya Elsa di film Frozen, ada yang bagaikan Dark Angel, ada yang tampil bak peri dalam dongeng, ada yang menampilkan busana khas batik, ada pula yang menampilkan busana dengan tampilan ikan Nemo di atas kepala, lalu ada pula yang menggunakan sayap sembari benderang dengan nyala lampu, dan ada pula yang tampil menarik magnet perhatian dengan tampil bak burung merak.

Rangkaian karya kreativitas maupun penampilan di atas panggung seolah menjadi konfirmasi dari apa yang dikatakan Direktur Pembinaan PKLK, Ir. Sri Renani Pantjastuti, MPA.

“Kami lebih senang menyebut ABK bukan Anak Berkebutuhan Khusus, tetapi Anak Berkemampuan Khusus,” ungkap Sri Renani Pantjastuti pada Upacara Penutupan FIKSI PKLK & LKSN PKLK 2017 di Novotel Mangga Dua Square Hotel, Ahad (30/7).

Pada Upacara Penutupan FIKSI PKLK dan LKSN PKLK, 6 perusahaan meraih penghargaan dunia usaha dan dunia industri (DUDI) dari Direktorat Pembinaan PKLK Kemendikbud. Hal tersebut tak terlepas dari kesempatan magang dan kesempatan kerja yang diberikan bagi penyandang disabilitas.

“Terima kasih kepada perusahaan-perusahaan atas partisipasinya memberikan kesempatan magang dan bekerja bagi peserta didik Anak Berkebutuhan Khusus. Tentunya kami mengharapkan bapak, ibu dapat menyampaikan kepada perusahaan lain untuk bisa membantu kami di bidang pendidikan Anak Berkebutuhan Khusus,” ungkap Direktur Pembinaan PKLK, Sri Renani Pantjastuti.

Ada pun keenam perusahaan yang meraih penghargaan dunia usaha dan dunia industri (DUDI) dari Direktorat Pembinaan PKLK Kemendikbud yakni PT.First Medipharma bidang Farmasi, PT.UFI bidang kosmetik, PT.Young Tree bidang sepatu, PT.JAI Komponen Kabel Mobil, PT.Subang Autocomp Indonesia, dan Batik Natural Colour “Bixa”.