Fahri Hamzah: Pemilihan Pemimpin Bukan Lomba 17 Agustusan

Setelah debat kandidat calon presiden dan wakil presiden putaran pertama usai, Komisi Pemilihan Umum (KPU) mesti dievaluasi dan tidak mengulanginya lagi. Sebab, dibocorkan pertanyaan debat berdampak pada kualitas Pemilu 2019.

Fahri Hamzah: Pemilihan Pemimpin Bukan Lomba 17 Agustusan
Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah

MONITORDAY.COM - Setelah debat kandidat calon presiden dan wakil presiden putaran pertama usai, Komisi Pemilihan Umum (KPU) mesti dievaluasi dan tidak mengulanginya lagi. Sebab, dibocorkan pertanyaan debat berdampak pada kualitas Pemilu 2019. 

Hal itu diungkapkan Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah kepada wartawan di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (21/1). 

"Tidak boleh lagi ada dokumen apapun yang dibocorkan. Yang dibocorkan hanya tema debat," ujar Fahri. 

Dijelaskan Fahri, tema debat yang dibocorkan itu nantinya menjadi bahan yang akan dikaji oleh para kandidat. Selanjutnya, dipersiapkan tanpa teks oleh para kandidat. 

"Nah, tema debat kedua kan soal sumber daya alam, energi, pangan, infrastruktur, dan lingkungan hidup. Itu aja yang dibocorin yang lain itu tanpa teks, tanpa kertas," tutur Fahri. 

Lebih lanjut, Fahri menegaskan bahwa KPU harus memfasilitasi dan memastikan pemilihan calon pemimpin negara tidak seperti seperti cerdas cermat. 

"Sekali lagi itu tanpa teks. Dan dikasih waktu lebih panjang, jangan waktu 2 menit, waktu 1 menit itu cerdas cermat itu bukan pola memilih pemimpin, itu pola ujian kenaikan kelas atau lomba 17 Agustus," demikian Fahri.