MONITORDAY.COM - Kasus hukum yang menimpa musisi sekaligus Caleg Partai Gerindra Ahmad Dhani dinilai akan menggerus elektabilitas Jokowi sebagai Capres petahana. Sebab, desakan untuk merevisi UU ITE tak digubris oleh presiden Jokowi.
Begitu kata Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah kepada wartawan di Komplek Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (29/1/19).
"Ya pak Jokowi menikmati. Karena ini (UU ITE) semua kan banyak yang ngeritik dia, tapi dinikmati. Ya saya mohon maaf pak Jokowi keliatannya gak faham," ujar Fahri.
Tak hanya itu, kata Fahri, sebelum kasus Ahmad Dhani, rentetan peristiwa yang belakangan terjadi dinilai terus menggerus elektabilitas capres petahana Jokowi-Ma'ruf.
"Dari Tabloid Indonesia Barokah, Abu Bakar Ba'asyir, sekarang Ahmad Dhani, kayaknya tuh terus menerus, nanti dia akan bikin lagi, ini masih ada 78 hari lagi kan. Dia bikin sampe elektabilitasnya tinggal 20 persen," tutur Legislator asal Sumbawa itu.
Sebab, lanjut mantan aktivis 98 itu, kasus hukum yang dialami musisi Ahmad Dhani dinilai tidak relevan dengan tudingan telah melakukan ujaran kebencian.
"Dhani nulis status di medsosnya kan 'Di Indonesia ini penista agama itu layak diludahi wajahnya.' Artinya penista agama kan kejahatan dan ada UU-nya, korupsi pun kejahatan, terorisme pun kejahatan. Nanti kalau ada orang bilang 'pelaku pembunuhan layak diludahi' itu nanti kita jadi tesangka, kan bahaya kalau kalimat itu 'yang tidak ada alamatnya," tutur Fahri.
Lebih lanjut, Fahri menduga presiden Jokowi telah digembosi oleh orang-orang yang ada disekeliling dia yang ingin menjatuhkannya.
"Pak Jokowi itu seperti sedang dijatuhkan perlahan-lahan secara sistematis supaya elektabilitasnya turun terus menerus oleh orang-orang disekitarnya. Atau upaya melucuti presiden Jokowi," demikian Fahri.