Erick Thohir Beberkan Jenis Pekerjaan di 2030

Erick Thohir Beberkan Jenis Pekerjaan di 2030
Menteri BUMN, Erick Thohir (dok: Istimewa)

MONITORDAY.COM - Integrasi antara bisnis dan teknologi membuat banyak perusahaan yang membutuhkan tenaga kerja dengan kapasitas digital yang handal. SDM Indonesia perlu memperkaya diri dengan kompetensi dan skill yang relevan di zaman sekarang.

Untuk itu, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengungkapkan sejumlah pekerjaan masa depan yang sangat dibutuhkan untuk mendukung kedaulatan digital di Indonesia pada 2030 nanti.

Indonesia perlu 17 juta tenaga kerja yang tech-savvy atau melek teknologi. Bila tidak didukung dengan talenta digital tersebut, Indonesia akan tertinggal dalam menghadapi disrupsi teknologi.

“Kita harus shifting, karena semuanya jadi digital. Kita memerlukan 17 juta tenaga kerja yang digital, jangan sampai kita tidak mendapat manfaat kesempatan pembukaan lapangan kerja karena terjadi perubahan,” kata Erick Thohir dalam webinar “Strategi Membangun Indonesia Tangguh, Tumbuh Berkelanjutan” yang digelar Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, Minggu (12/6/2022).

Talenta digital yang dibutuhkan antara lain data scientist and analyst, artificial intelligence expert, software and game developer, analyst big data, blockchain developer, market research, digital marketing, biotechnology, dan juga digital content.

“Ini hal-hal yang memang harus kita antisipasi, karena digital itu memang menekan kita. Kalau kita sendiri secara pribadi tertekan dan tidak positif thinking apalagi tidak mau maju, ini menjadi masalah,” kata Erick.

Berbagai keahlian tersebut menurutnya sangat penting, apalagi beberapa pekerjaan juga diprediksi akan hilang dalam beberapa tahun ke depan karena sudah bisa digantikan dengan teknologi. Misalnya tenaga jasa penyiapan makanan, tenaga administrasi perkantoran, tenaga jasa transportasi, tenaga produksi manufaktur non-auto, construction and extraction, sales and related fields, social media manager, jasa pengamanan, hingga traditional farming, fishing and forestry.

Di BUMN sendiri, Erick juga mendorong lebih banyak lagi generasi muda melek teknologi untuk menduduki posisi-posisi penting. Pada tahun ini ditargetkan 5%-10% board of director (BOD) atau pemimpin di BUMN berasal dari generasi muda. Pada 2023 nanti, targetnya akan dinaikkan lagi menjadi 20%.

“Generasi muda ini coba kita dorong, karena memang perubahan yang terjadi saat ini mereka yang mengerti. Inilah kenapa leadership ini harus seimbang,” kata Erick.

Ia juga memberi beberapa contoh anak muda yang saat ini menduduki posisi strategis di BUMN. Misalnya Soleh Ayubi yang saat ini menjadi Director of Transformation and Digital Biofarma di usia 38 tahun, Fajrin Rasyid sebagai Director of Digital Business di Telkom Indonesia di usia 35 tahun, kemudian Fadil Rahman sebagai Director of Business Development di Pertamina dalam usia 35 tahun.