Erdogan Ajak 4 Negara Muslim Akhiri Krisis Rohingya, Koq Indonesia gak Diajak ?
Erdogan telah berbicara melalui sambungan telfon kepada empat pemimpin negara Muslim.

MONDAYREVIEW.COM – Pembantaian etnis Rohingya di Myanmar menjadi perhatian serius Presiden Turki, Racep Tayyip Erdogan. Krisis kemanusian di Myanmar harus segera diakhiri.
Upaya serius yang dilakukan, Erdogan mendesak dilakukan upaya Intensif untuk segara mencari solusi agar tindakan biadab yang dilakukan tentara Myanmar terhadap Etnis Rohingya untuk segera diakhiri.
seperti dilansir Anadolu, Kamis (31/8), sumber kepresidenan menuturkan bahwa Erdogan telah berbicara melalui sambungan telfon kepada empat pemimpin negara Muslim, yaitu Presiden Pakistan Mamnoon Hussain, Presiden Iran Hassan Rouhani, Presiden Mauritania Mohamed Ould Abdel Aziz, dan Emir Qatar Sheikh Tamim bin Hamad Al Thani.
Pesan yang disampaikan Erdogan kepada empat pemimpin negara-negara mayoritas Muslim ini adalah meminta para pemimpin untuk mengintensifkan upaya untuk menemukan solusi bagi krisis kemanusiaan di negara Asia Tenggara, di Myanmar.
Berbicara kepada para pemimpin negara-negara mayoritas Muslim, dia ingin memberikan harapan terbaik pada Idul Adha kali ini. Masalah di Suriah, Irak, Yaman, Palestina, Libya dan kekerasan terhadap Muslim Rohingya di Myanmar, kata Erdogan memberikan bayangan suram pada liburan Idul Adha dan sangat menyedihkan bagi dunia Islam.
Selain itu, berdasarkan sumber kepresidenan Erdogan akan terus melakukan diplomasi telepon untuk menyelesaikan konflik Rohingya di Rakhine.
Perlu diketahui berdasarkan Tiga sumber PBB sekitar 27.400 Muslim Rohingya telah menyeberang ke Bangladesh dari Myanmar. Seperti dilansir Aljazirah, Jumat (1/9), kekerasan terhadap warga Rohingya terjadi di tengah laporan adanya warga Budha yang membakar desa Rohingya di Myanmar.
International Organization for Migration mengatakan, saat melarikan diri ke Bangladesh, ratusan orang Rohingya terdampar di tanah tak bertuan di perbatasan negara-negara tersebut. Citra satelit yang dianalisis oleh Human Rights Watch yang berbasis di AS menunjukkan banyak rumah di negara bagian Rakhine utara terbakar. Sebagian besar dari satu juta Muslim Rohingya yang tinggal di Myanmar tinggal di negara bagian Rakhine utara.
Ketegangan yang berlangsung lama antara Muslim Rohingya dan umat Budha di Rakhine meletus dalam kerusuhan berdarah pada tahun 2012. Hal itu memicu gelombang perasaan antiMuslim di seluruh Myanmar.