Entrepreneurship dan Literasi Bekal Penting Gapai Indonesia Emas 2045
Satu abad usia Indonesia di tahun 2045. Pada era emas itu, Indonesia diyakini banyak pihak akan menjadi negara maju dengan memanfaatkan bonus demografi yang saat ini sedang berjalan.
Penduduk Indonesia tahun 2045 diperkirakan mencapai 310 juta orang. Namun, untuk mempersiapkannya, Indonesia perlu menyiapkan sumber daya manusia (SDM) unggul dan berkualitas. Penduduk indonesia yang saat ini minimal berusia 5 tahun hingga 24 tahun menjadi concern tersendiri.
Tentu banyak hambatan dari berbagai dimensi yang menyergap, bagaimana Indonesia bisa memanfaatkan potensi anak muda, generasi milenial, gen Z dan juga generasi Alpha nantinya.
Yang jelas, melalui visi dan mimpi Indonesia Emas 2045 pemerintah berharap bahwa manusia Indonesia nantinya akan tumbuh menjadi pribadi yang berpengetahuan luas, unggul di berbagai bidang, dan berbudaya. Indonesia Emas bukan pemberian (given) dari Tuhan, tapi harus diupayakan.
Kunci keberhasilan mewujudkan Indonesia Emas 2045 adalah ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang unggul. Salah satu kunci membuka Indonesia Emas 2045 melalui kewirausahaan.
Survei Global Entrepreneurship Monitor (GEM) menunjukkan keinginan berwirausaha masyarakat Indonesia sebenarnya terbilang tinggi, Indonesia berada di urutan kedua di ASEAN. Namun jika dibanding negara lain di luar ASEAN, itu tentu belum cukup.
Wirausaha diperlukan karena dapat mendayagunakan faktor-faktor memproduksi seperti tanah, modal, teknologi, informasi, dan berbagai sumber daya manusia (SDM) di dalam memproduksi tugas-tugas yang efektif.
Selain itu, dunia wirusaha juga diperlukan untuk mengidentifikasi berbagai peluang di dalam lingkungan dengan meningkatkan aktivitas yang akan memberikan manfaat kepada setiap orang.
Yang terpenting, wirausaha diperlukan untuk kemanfaatan generasi mendatang (benefit of the future generation).
Menurut Jin Tao dalam Jurnal of Business and Management (2016), kewirausahaan tak hanya berkaitan dengan kesuksesan bisnis, yang diukur dengan laba. Melainkan, berkaitan dengan kesejahteraan subyektif dan kesejahteraan non-ekonomi.
Kewirausahaan adalah katalis untuk perubahan struktural dan evolusi kelembagaan. Untuk dapat memperoleh kecerdasan komperhensif dan profesional tidak dapat diperoleh secara instan dan temporary.
Namun, harus diperoleh melalui proses yang cukup panjang yang diawali dari penyadaran diri sendiri akan masa depan dan lingkunganya. Artinya, untuk mencapai tujuan menjadi Negara maju yang unngul di tahun 2045 yang diisi oleh generasi emas anak bangsa yang memiliki kecerdasan komperhensif harus dimulai sejak dini
Menteri Sri Mulyani mengatakan di tahun 2045 semua akan berlangsung dengan amat cepat. Dunia berubah secara dinamis, akan lahir dunia virtual, atau saat ini kita kenal dengan dunia metaverse
Lihat bagaimana di Eropa saat ini, perbankan tidak lagi memberikan pelayanan secara personal, karena sudah digantikan teknologi. Perkembangan ekonomi digital akan menjadi katalisator atau roda penggerak pertumbuhan.
Ketika kita berpikir tentang masa depan, kita mengharapkan kemajuan. Hal lain yang diperlukan selain kemampuan berwirausaha adalah kemampuan membaca masa depan atau future Literacy. Itu merupakan skill yang memungkinkan orang untuk lebih memahami peran masa depan dalam apa yang mereka lihat dan lakukan.
Perubahan iklim, pandemi, krisis dekonomi, pengucilan sosial, rasisme, penindasan terhadap perempuan, dan juga teknologi merupakan beberapa episode yang membutuhkan kemampuan membaca masa depan.