Ekonomi Biru Memanfaatkan Laut Tanpa Merusaknya

Ekonomi Biru Memanfaatkan Laut Tanpa Merusaknya
Ekonomi Biru Memanfaatkan Laut Tanpa Merusaknya/ WorldBank

MONITORDAY.COM - Mayoritas bumi kita adalah perairan. Kelestarian dan keberlanjutan lautan dan perairan menjadi tanggung jawab seluruh ummat manusia.  Sehingga kegiatan ekonomi manusia jangan sampai merusak dan menurunkan kualitas laut sebagai ekosistem terpenting di bumi kita. Jika laut rusak oleh aktivitas ekonomi kita hari ini maka sia-sialah segala pencapaian peradaban yang telah kita bangun. Masa depan bumi termasuk anak-cucu kita akan suram.

Maka lahirlah istilah blue economy atau ekonomi biru. Menurut Bank Dunia, ekonomi biru atau blue economy adalah pemanfaatan berkelanjutan sumber daya laut untuk pertumbuhan ekonomi, peningkatan mata pencaharian dan pekerjaan, dan kesehatan ekosistem laut.

Istilah ekonomi biru ini memiliki keterkaitan dengan kegiatan perekonomian di lautan biru yang luas yang dilakukan secara berkelanjutan. Dengan demikian, segala sumber daya lautan bisa tetap terjaga dan dinikmati oleh generasi-generasi yang akan datang.

Konsep blue economy atau ekonomi biru disebutkan berawal pada konsep ekonomi hijau atau green economy. Bisa dikatakan kalau letak perbedaan di antara keduanya ada pada lingkungan di mana kedua konsep ini diaplikasikan, yaitu daratan untuk ekonomi hijau dan lautan untuk ekonomi biru.

Lebih lanjut disebutkan kalau ekonomi biru meliputi banyak kegiatan, termasuk perikanan, pariwisata, transportasi maritim, energi terbarukan, perubahan iklim, dan penanganan limbah.

Konsep Blue Economy Indonesia

Sebuah artikel di Frontiers menjelaskan konsep ekonomi biru yang dicanangkan oleh pemerintah Indonesia. Disebutkan bahwa konsep ekonomi biru Indonesia adalah untuk:

  • Merumuskan kebijakan ekonomi komprehensif dan perlindungan lingkungan;
  • Mendorong pembangunan ekonomi daerah;
  • Mewujudkan pembangunan berkelanjutan dengan mempromosikan sistem produksi bersih dan mendorong investasi kreatif dan inovatif.

Sementara sorotan utama dari pengembangan ekonomi biru di Indonesia meliputi mengembangkan perikanan laut, transportasi laut, pariwisata, industri produksi energi dan bahan berdasarkan konsep ekonomi biru; lebih lanjut meningkatkan dan mengoordinasikan kebijakan nasional ekonomi kelautan dan pertanahan; mengembangkan zona demonstrasi ekonomi biru; dan memperkuat koneksi antara perdagangan dan infrastruktur dan mempromosikan pengembangan teknologi dan sumber daya manusia.

Pemerintah Indonesia disebutkan berencana untuk mendirikan zona demonstrasi ekonomi biru di Lombok dan Kepulauan Anambas dan Teluk Tomini, untuk mengeksplorasi model ekonomi biru yang ditampilkan dengan industri kelautan, perikanan, pemuliaan, industri pariwisata tepi laut, pengembangan pulau kecil, pengembangan pulau kecil, regional dan teluk.

Menteri Koordinator (Menko) Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan ekonomi biru (blue economy) jadi arah kebijakan ekonomi yang akan dikembangkan Indonesia guna mengelola potensi maritim yang dimiliki.

"Apa yang disebut ekonomi biru, inilah yang menjadi arah kebijakan ekonomi yang sedang kita kembangkan. Blue economy ini jadi betul-betul target pemerintah untuk kita bisa implementasikan," kata Menko Luhut dalam webinar bertajuk Revitalisasi Kebijakan Ekonomi Maritim dalam Mendukung Kualitas Pemulihan Nasional, Jumat.

Menko Luhut menjelaskan sebagai negara kepulauan, Indonesia memiliki potensi sektor kemaritiman yang sangat besar. Indonesia yang 75 persen wilayahnya merupakan lautan, memiliki potensi ekosistem terumbu karang yang luasnya mencapai 2,5 juta hektare serta bakau (mangrove) seluas 3,31 juta hektare. Potensi tersebut dinilai memiliki nilai ekonomi yang sangat besar.

Pengembangan ekonomi maritim, lanjut Menko Luhut, akan diarahkan untuk mentransformasi keunggulan komparatif menjadi keunggulan kompetitif. Hal itu bertujuan untuk memperkuat sektor ekonomi sekaligus jadi motor pertumbuhan ekonomi baru di masa mendatang.

"Ini untuk memperkuat sektor ekonomi sekaligus jadi pertumbuhan ekonomi baru untuk mencapai tujuan pembangunan nasional," kata Menko Luhut.

Lebih lanjut, mantan Menko Polhukam itu mengingatkan agar strategi pembangunan kemaritiman ke depan agar tak fokus pada satu sektor saja tetapi juga membangun dari semua lini sektor secara bersama-sama.

Dengan demikian, pengembangan ekonomi maritim diharapkan bukan hanya untuk meningkatkan pertumbuhan tapi juga bisa lebih inklusif mengurangi ketimpangan antarwilayah.

"Melalui upaya seperti penyederhanaan regulasi dan perizinan, penguatan ekspor hingga adanya stimulus dari pemerintah, saya yakin upaya pemerintah untuk menjadikan negara ini mampu mengelola ekonomi kemaritimannya dapat tercapai," ujar Menko Luhut.

Bank Dunia lebih rinci lagi menjelaskan bahwa kegiatan perikanan laut berkontribusi lebih dari 270 miliar dolar Amerika setiap tahunnya ke PDB global. Dengan perikanan yang lebih berkelanjutan, maka hal itu dapat menghasilkan lebih banyak pendapatan, lebih banyak ikan, serta membantu memulihkan stok ikan.

Dengan ekonomi biru, kegiatan-kegiatan lainnya yang disebutkan di atas juga bisa memberikan lebih banyak manfaat. Pendek kata, konsep ekonomi biru mendorong pengelolaan laut yang jauh lebih baik dan bekelanjutan.

Aspek dan Tujuan Blue Economy

Ekonomi biru, sebagai konsep ekonomi makro, melibatkan setiap aspek tata kelola nasional dan global, pengembangan ekonomi, perlindungan lingkungan dan keberlanjutan dan komunikasi internasional (Wenhai et al., 2019).

Seperti halnya ekonomi hijau, konsep ekonomi biru disebutkan bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan manusia dan keadilan sosial, sekaligus secara signifikan mengurangi risiko lingkungan dan kelangkaan ekologis.

Ekonomi biru memberikan model inklusif di mana negara-negara pantai – yang terkadang tidak memiliki kapasitas untuk mengelola sumber daya lautnya yang kaya – dapat mulai memperluas manfaat sumber daya tersebut untuk semua. Menyadari potensi penuh dari ekonomi biru berarti penyertaan (inklusi) dan partisipasi semua kelompok dan sektor sosial yang terkena dampak.

Ekonomi biru bukan hanya tentang peluang pasar, namun ia juga menyediakan perlindungan dan pengembangan lebih banyak sumber daya ‘biru’ yang tidak berwujud, seperti cara hidup tradisional, penyerapan karbon, dan ketahanan pesisir untuk membantu negara-negara yang rentan mengurangi dampak perubahan iklim yang sering kali menghancurkan.