Dukung Palestina, MUI Kecam Upaya Israel Gagalkan Pemilu

Dukung Palestina, MUI Kecam Upaya Israel Gagalkan Pemilu
Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri Prof. Dr. Sudarnoto Abdul Hakim, MA/(republika.co.id)

MONITORDAY.COM - Pemilu legislatif di Palestina menurut rencana akan diselenggarakan
pada tanggal 22 Mei 2021. Sehubungan dengan peristiwa pentung tersebut,Majelis Ulama Indonesia menyampaikan dukungannya terhadap Pesta Demokrasi di negeri yang masih memperjuangkan kemerdekaannya tersebut. 

Ketua MUI Bidang Hubungan Luar Negeri Sudarnoto Abdul Hakim menyambut gembira dan menyampaikan apresiasi atas kesepakatan berbagai elemen masyarakat Palestina untuk menyelenggarakan Pemilu. Menurutnya hal ini adalah langkah maju karena Pemilu menjadi momentum politik yang sangat penting bagi upaya rakyat Palestina melakukan perubahan mendasar dan strategis ke depan.

"Pemilu juga merupakan instrumen untuk konsolidasi politik mewujudkan Palestina yang merdeka, berdaulat, bebas dari kekuasaan imperialis Israel dan membangun perdamaian yang sejati. Semua elemen bangsa Palestina, termasuk warga al-Quds, haruslah memperoleh jaminan keamanan untuk berpartisipasi dalam pemilu tersebut. Pemilu harus dijamin bisa berjalan sesuai dengan prinsip-prinsip demokrasi, terbebas dari tekanan dan intervensi dari pihak manapun," ujarnya dalam pernyataan tertulis yang disampaikan kepada monitorday.com. 

Sudarnoto menambahkan bahwa Kelompok Zionis Israel tidak akan rela dan akan berusaha kuat menghalangi kebebasan rakyat Palestina khususnya di al-Quds untuk mengikuti pemilu tersebut. Dengan berbagai cara, otoritas Israel mengintervensi dan bahkan berusaha menggagalkan pemilu khususnya di al-Quds.

"Saat ini ketegangan di al-Quds nampak mengalami ekskalasi dan ini menjadi bagian penting dari cara zionis menggagalkan Pemilu," tambahnya.

Menurutnya ketegangan ini disebabkan oleh beberapa faktor antara lain adanya seruan jihad kelompok ekstrim kanan Yahudi untuk mengusir warga Palestina, pembatasan yang dilakukan oleh pemerintah Israel terhadap warga Palestina (Muslim dan Kristen) untuk melakukan kegiatan ibadah di Al-Aqsha serangan terhadap rumah-rumah warga Palestina, dan terhadap wanita-wanita Palestina.

"Masih banyak tindakan kekerasan dan brutal lainnya yang dilakukan baik oleh otoritas pemerintah Israel maupun oleh kelompok masyarakat ekstrim Yahudi bahkan di bulan suci Ramadhan ini. Tindakan-tindakan ini memicu kemarahan dan reaksi balik warga Palestina sehingga menimbulkan konflik bahkan benturan berdarah antara warga Yahudi dan Palestina," tuturnya. 

Sudarnoto menyatakan bahwa yang dilakukan oleh pemerintah zionis Israel dan kelompok Yahudi ekstrim lainnya merusak kedaulatan sosial dan agama warga, juga jelas menunjukkan bahwa pemerintah Israel tidak menunjukkan ittikad baik untuk menciptakan perdamaian.

"Sikap arogansi Israel ini harus dihentikan dan karena itu MUI mengecam keras terhadap tindakan-tindakan tersebut," pungkasnya.