Dukung Ahok, PPP Sakiti Hati Umat
Dukungan PPP merupakan gerbong kosong. Mayoritas suara arus bawah partai Kabah tidak setuju keputusan tersebut.

MONDAYREVIEW.COM- Partai Persatuan Pembangunan (PPP) kubu Rohmahurmuziy telah melabuhkan dukungan kepada pasangan Ahok-Djarot pada pilgub DKI Jakarta putaran dua. Hal tersebut berarti menyempurnakan kekuatan partai berlambang Kabah untuk memenangkan pasangan calon nomor dua. Pada putaran pertama PPP kubu Djan Farid lebih awal melabuhkan dukungannya kepada pasangan petahana.
Menyikapi hal tersebut kader muda PPP Usni Hasanudin mengatakan pilihan politik kedua kubu tersebut telah menyakiti perasaan umat. Sebagai partai Islam seharusnya membela perjuangan islam bukan malah berjuang untuk memenangkan Basuki Tjahaja Purnama yang telah ditetapkan sebagai terdakwa pada kasus penistaan agama.
“Pilihan ini tidak rasional dan benar-benar menyakiti perasaan umat islam, “ katanya kepada awak media, Selasa (28/3).
Usni meminta agar kedua kubu tersebut menarik dukungannya kepada Ahok-Djarot. Pasalnya PPP merupakan bagian dari umat islam Indonesia, sehingga harus memperjuangkan suara umat. kandidat Doktor Ilmu Politik Universitas Indonesia (UI) ini menilai bahwa sikap yang telah dilakukan kedua kubu ini telah menghancurkan PPP itu sendiri.
"Keputusan itu tidak dapat ditolerasi secara nilai pernjuangan PPP. Yang menjadi khidmat itu sudah mendarah daging,"
Selain itu, dukungan PPP merupakan gerbong kosong. Pasalnya, mayoritas suara arus bawah partai Kabah tidak setuju dengan keputusan tersebut. Sebagaimana hasil survei Polmark Resech Canter (PRC) yang mencatat sebanyak 65,6 persen masyarakat memilih pasangan Anies Baswedan-Sandiaga Uno (Anies-Sandi). Sedangkan 28,1 persen memilih Ahok-Djarot, dan 6,3 persen masih rahasia.
Usni juga menghimbau terhadap seluruh fungsionaris mengambil langkah-langkah organisasi agar segera menyelenggarakan Muktamar Luar Biasa (Muktamarkun) untuk mengembalikan dan menyelamatkan PPP. Sebab, partai sudah tidak bisa berharap dari konflik berkepanjangan yang sangat merugikan secara institusi.
"Perlu musyawarah kembalikan PPP pada jalan yang sesuai dengan nilai-nilai Islam yang selama ini menjadi landasan perjuangan. Romi dan Djan tidak pikirkan perjuangan partai," tegas Usni.