Dubes Nana Suguhi Hikmah Menarik dari Havana

Dubes Nana Suguhi Hikmah Menarik  dari Havana
Dubes Indonesia untuk Kuba, Bahama, Republik Dominika, Haiti dan Jamaika, Nana Yuliana di diskusi Kopi Pahit dengan tajuk

MONITORDAY.COM - Salah satu negara yang bergerak cepat untuk menghadapi ancaman pandemi adalah Kuba. Negara dengan ibukota Havana ini memiliki beberapa keunggulan seperti perawatan kesehatan yang gratis, rasio dokter terhadap populasi tertinggi di dunia, memiliki kesehatan yang positif seperti harapan hidup yang tinggi dan kematian bayi yang rendah. 

Hal ini disampaikan oleh Dubes Indonesia untuk Kuba, Bahama, Republik Dominika, Haiti dan Jamaika, Nana Yuliana di diskusi Kopi Pahit dengan tajuk "Penanganan Pandemi di Kuba: Politik, Ekonomi, dan Keselamatan Manusia' via virtual zoom, Senin (28/6/2021). Diskusi ini juga menghadirkan pembicara lain yakni Muchlas Rowi selaku Founder Monday Media Group.

Ucapan terimakasih kepada Founder Monday Media Group

" Saya mengucapkan terimakasih kepada Pak Muhlas Rowi selaku Founder Monday Media Group atas undangan ini, sehingga bisa memberikan pencerahan kepada publik. Semoga paparan yang disampaikan bakal banyak lesson learned (hikmah) yang bisa dipetik," ungkap Dubes wanita  Indonesia pertama yang bertugas di Kuba. 

Pendidikan Kedokteran dan Public Health

Dubes Nana menilai  Pemerintah Kuba mengoperasikan sistem kesehatan nasional (Public Health) yang baik. Hebatnya lagi, tidak mengenakan biaya apapun alias gratis kepada semua warganya.

Banyak dokter Kuba, ucap Dubes Nana,  telah menjadi sukarelawan di seluruh dunia, membangun dan mendukung sistem kesehatan negara lain sambil mendapatkan pengalaman dalam keadaan darurat. 

Meski negara kecil, terbelakang, dan miskin. Negeri besutan Fidel Alejandro Castro Ruz  ini dapat memberikan layanan kesehatan publik yang sangat baik. Bisa dibayangkan PDB per kapita Kuba adalah sekitar sepersepuluh dari Amerika Serikat dan sekitar setengah dari Meksiko atau Brasil.

Lanjut Dubes Nana, Kuba menghabiskan sekitar seperdua puluh per kapita untuk perawatan kesehatan dibandingkan dengan Amerika Serikat, dan kira-kira sepersepuluh dari apa yang dihabiskan Meksiko dan Brasil per kapita, orang-orang di Kuba tetap menikmati harapan hidup yang lebih lama (79 ,1 tahun) daripada orang-orang di Amerika Serikat (78 tahun), di Meksiko (77 tahun), di Brasil (75 tahun), di Amerika Latin secara keseluruhan (75 tahun), dan di negara berkembang secara keseluruhan (66 tahun).

Tidak ada rumah sakit atau klinik swasta karena semua layanan kesehatan dikelola oleh pemerintah. 

Di Kuba, universitas kedokteran bukanlah entitas yang terpisah dari layanan kesehatan, tetapi ia ada di dalam sistem. Regulasi Mentor dan magang mahasiswa kedokteran dan keperawatan dalam sistem nasional telah berlangsung sejak bertahun-tahun lamanya.

" Fakultas kedokteran dan RS itu menyatu, tidak hanya teori tapi langsung praktek," ungkap Dubes Nana.

Sistem pendidikan kedokteran berbasis komunitas. Artinya, Pemerintah Kuba membangun sistem pendidikan medis yang terintegrasi dengan sistem kesehatan masyarakat.

Salah satu wujud integrasi itu adalah penerjunan para dokter ke pusat-pusat komunitas dan poliklinik untuk memberi pendidikan kesehatan kepada masyarakat umum.

Ada beberapa keuntungan yang bisa didapat dari pola program kesehatan berbasis komunitas ini. 

Pertama, pendidikan kesehatan jadi lebih personal dan bisa disesuaikan dengan kebutuhan spesifik masyarakat di suatu kawasan.

Kedua, sistem ini terbuka bagi semua penduduk muda yang ingin menjadi tenaga kesehatan atau sekedar tertarik pada dunia kesehatan. Mereka sama-sama mendapatkan pendidikan lapangan dari klinik komunitas.

Pelayanan kesehatan berbasis komunitas itu juga sangat efektif sebagai langkah pencegahan. Pemerintah Kuba sadar, biaya pencegahan penyakit jauh lebih murah ketimbang biaya pengobatan. 

Salah satu bentuk kebijakan preventif itu adalah penyediaan fasilitas kesehatan berbasis komunitas bagi ibu hamil.

Pemerintah Kuba memberi perhatian dan perawatan pada ibu-ibu hamil sehingga secara langsung juga menurunkan tingkat kematian dalam proses kehamilan.

Jika dibedah, terdapat lima “resep” yang membuat sistem kesehatan Kuba kuat. Pertama, memberantas korupsi di semua lini bidang kesehatan. Kedua, mengutamakan pengembangan modal sosial dalam masyarakat. Ketiga, konsistensi dalam perencanaan dan pelaksanaan kebijakan kesehatan.

Keempat, berkomitmen pada pengembangan sistem epidemiologi dan analisis data. Kelima, menciptakan sistem kesehatan yang integral dan multidisiplin. Lalu, membangun sistem pelayanan kesehatan yang setara, berkualitas, partisipatoris, dan berkelanjutan.

Untuk menunjang sistem kesehatannya, Pemerintah Kuba membangun pula Escuela Latinoamericana de Medicina yang saat ini dikenal sebagai universitas kedokteran terbesar di dunia. Universitas ini menawarkan beasiswa bagi calon dokter dari seluruh dunia, terutama yang berasal dari negara-negara dunia ketiga.

Luar biasanya lagi, etika dan nilai-nilai diajarkan sebagai bagian besar dari sistem perawatan kesehatan Kuba di samping sains dan teknologi. 

Harapannya, lulusan kedokteran di universotas kuba mampu menyelesaikan masalah kesehatan dan memiliki komitmen untuk menyediakan dan menjaga kualitas dan kesetaraan dalam perawatan kesehatan.

Produksi Vaksin sendiri

Menghadapi tantangan pandemi saat ini, Kuba b menjadi negara Amerika Latin pertama yang mengembangkan dan memproduksi vaksinnya sendiri untuk melawan COVID-19 (C-19).

Vaksin bernama Soberana 02 itu memasuki uji coba fase III pada masyarakat pada Maret lalu. Ini adalah salah satu dari dua vaksin buatan sendiri di negara itu. Vaksinasi dilakukan sebanayk 3 x di negara itu.

Selain Soeberana 02, Kuba juga memproduksi vaksin Abdala yang telah uji klinis tahap 3 dan memiliki afikasi sebesar 92,28% efektif melawan COVID-19. Dengan begitu, warga kuba pantas berbangga jika vaksin Abdala buatan dalam negeri bisa sejajar dengan vaksin BioNTech-Pfizer, Sinovac dan Moderna yang digunakan oleh banyak negara.

Ketika disebut Vaksin merah putih? Dubes nana lagi-lagi mengimbau agar Bio Farma di Indonesia bisa bekerjasama dengan Kuba sehingga mampu mewujudkan vaksin mandiri dan tidak bergantung dari negara manapun.

Pertanian organik jadi solusi

Di akhir paparannya, Dubes Nana juga bertanya, Kuba di embargo oleh Amerika, bagaimana ketahanan pangan warganya?

Dubes Nana lalu memaparkan bahwa pertanian organik di Kuba menempati posisi kunci dalam strategi untuk meningkatkan produksi pangan nasional.

Kuba telah mengupayakan berbagai langkah ekonomi di tengah kondisi pandemi Covid-19 dan pengetatan embargo Amerika Serikat terhadap negara itu.

Pada Desember 1987, Sekretaris Pertama Komite Sentral Partai Komunis Kuba, Raul Castro Ruz, mengusulkan untuk melakukan perluasan pertanian organik secara nasional dengan menanam sayuran di kebun keluarga dan peruntukan perkotaan.

Pertanian organik dan pertanian perkotaan di Kuba memiliki keterkaitan dan merupakan alternatif sumber pangan yang baik untuk dikerjakan. 

Saat ini, lebih dari 707.000 kebun dan hampir 147.000 pertanian di pinggiran kota merupakan bagian dari gerakan nasional yang bertujuan untuk meningkatkan pasokan makanan keluarga dan produksi pangan di tingkat lokal.

Produksi benih menjadi salah satu prioritas bagi sekitar 2.200 koperasi yang terkait dengan gerakan agro-ekologi nasional. Pemerintah Kuba juga telah memberikan perhatian besar terhadap kondisi kesuburan tanah, dampak lingkungan, dan kondisi agroklimat untuk mengembangkan pertanian organik.

Sebagai bagian dari reformasi agraria Kuba, semua tanah menjadi milik pemerintah. 

Setiap orang Kuba dapat memiliki akses ke lahan pertanian melalui hasil jika mereka menunjukkan minat dalam bertani.

Jika mereka berhasil, mereka dapat meminta lebih banyak lahan dari waktu ke waktu. Banyak koperasi pertanian Kuba dibangun di atas premis untuk mendapatkan tanah dari pemerintah dan memproduksi apa yang dibutuhkan masyarakat langsung, serta apa yang akan dijual kembali kepada pemerintah. 

"Langkah ini semakin memberdayakan individu untuk membuat pilihan makanan sehat untuk diri mereka sendiri dan keluarga mereka. Semoga paparan ini bermanfaat bagi seluruh peserta diskusi Kopi Pahit," tutupnya.