Dua Pemudik Bandel Jalani Isolasi di Rumah Angker Desa Sidomulyo

MONITORDAY.COM - Pemerintah pusat maupun daerah telah memberikan peringatan soal larangan mudik. Meski demikian masih ada warga yang membandel dan memaksa mudik.
Begitu pula para pemudik yang pulang ke Jawa Tengah (Jateng) juga masih terjadi. Atas hal itu Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo menyediakan rumah angker khusus untuk isolasi mandiri bagi pemudik yang memaksa mudik.
Hingga saat ini, telah ada dua pemudik bandel yang menjalani isolasi di rumah angker tersebut. Keduanya nekat mudik meski telah dilarang.
Dalam unggahan Instagram pribadinya, Ganjar menyebutkan banyaknya warga pemudik yang membandel tidak mengindahkan larangan mudik dalam upaya memutus mata rantai penyebaran covi-19.
Maka dari itu, lanjut dia, pihaknya menyediakan rumah angker khusus untuk isolasi mandiri bagi pemudik yang membandel.
"Cerita ini dr Boyolali. Letaknya di tengah hutan, sebuah rumah yang di halamannya terdapat sendang dikelilingi pepohonan besar. Kalau siang sih eksotis, tapi kalau malam, ngeri!. Tempat itulah yang disiapkan warga untuk ruang isolasi para perantau yang nekat mudik" tulis keterangan unggahan @ganjar_pranowo sebagaimana dikutip redaksi, Minggu (16/5/2021).
Politikus PDI-Perjuangan itu mengatakan bangunan itu dikenal sebagai rumah angker lokasinya di tengah hutan di Desa Sidomulyo, Kecamatan Ampel Boyolali. Adapun rumah angker tersebut sudah dipakai oleh dua orang selama 6 hari.
Sedangkan berdasarkan data yang terjaring dalam penyekatan pelaksanaan Oprasi Ketupat Lodaya jelang dan sesudah Hari Raya Idulfitri 1442 Hijriah sebanyak 64.612 orang diputarbalikan oleh anggota Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya.
Sementara itu, Kakorlnatas Irjen Polisi Istiono mengatakan, hasil analisis dan evaluasi selama 8 hari volume arus mudik menuju Jawa turun lebih kurang 74 persen, menuju Jawa Barat turun 100 persen, menuju Merak turun 45 persen.
"Data analisis dari Kementerian Perhubungan sempat memperkirakan 23 juta orang akan mudik," ungkap Istiono.
Ia mengungkapkan untuk yang keluar wilayah Jabodetabek tercatat hanya 1,5 juta orang dari data terakhir yang diterima Kakorlantas dari Kemenhub.