dr Eri Achmad: Kecanduan Game Penyakit Gangguan Mental
Anak kecanduan gadget, nyatanya, berpengaruh langsung pada mental dan perkembangan anak, hingga anak beranjak dewasa.

Anggapan lazim jika anak pintar karena main gadget bahkan membanggakan, cepat-cepat buang jauh-jauh anggapan tersebut. Deretan bukti bahwa anak kecanduan gadget, nyatanya, berpengaruh langsung pada mental dan perkembangan anak, hingga anak beranjak dewasa. PRSUD Arjawinangun juga RS Mitra Plumbon, dr Eri Achmad kepada peserta Seminar Kesehatan dengan tema “Pengaruh Gawai/ Gadget Bagi Kejiwaan Anak”, mengatakan ada beberapa faktor syndrome ketergantungan gawai, seperti adanya keinginan yang kuat atau dorongan yang memaksa (kompulsi), kesulitan dalam mengendalikan perilaku termasuk sejak mulainya, usaha penghentian, atau pada tingkat sedang menggunakan, keadaan ‘putus zat’ secara fisiologis, secara progresif mengabaikan kesenangan yang lain dan tetap menggunakan meskipun menyadari adanya akibat yang merugikan kesehatannya.
“WHO resmi menetapkan KECANDUAN GAME sebagai penyakit gangguan mental/jiwa, bahkan dalam ICD gangguan ini dimasukkan dalam kelompok “disorder due to addictive behavior” atau gangguan yang disebabkan oleh kebiasaan atau kecanduan” Kata dr Eri Achmad di lt 3 Auditorium Kantor Bupati Cirebon, Sumber Kab Cirebon, kamis (14/11/2019).
Acara yang ini dihadiri oleh 60 Promkes Puskesmas se Kab Cirebon, 300 siswa SMA se-Kab Cirebon, Pejabat Dinas Kesehatan Kab Cirebon dan para akademisi dan awak media Kab Cirebon.
dr Eri kemudian menguraikan, sejumlah kriteria candu gawai. Pertama, seseorang tidak bisa mengendalikan kebiasaan bermain game. Kedua, seseorang mulai memprioritaskan game diatas kegiatan lain. Ketiga, seseorang terus bermain game meski ada konsekuensi negative yang jelas terlihat.
“Ketiga hal tersebut harus terjadi atau terlihat setidaknya selama satu tahun sebelum diagnosis dibuat, game yang dimaksud mencakup beragai jenis permainan yang dimainkan seorang diri atau bersama orang lain, baik itu online atau offline. Terapi bukan berarti semua permaianan bersifat adiktif dan dapat menyebabkan gangguan,” Urai dr Eri.
Namun kata dr Eri, bermain game sebagai gangguan mental hanya apabila permainan itu mengganggu atau merusak kehidupan pribadi, keluarga, social, pekerjaan, dan pendidikan, seraya mengutip penelitian Lin, et al menemukan enam perilaku yang akurat untuk memnuhi diagnosis kecanduan gawai: Ketidakmampuan menahan impuls penggunaan gawai, terjdapat gejala ‘putus’ setelah penghentian penggunaan gawai, seperti iritabel, disforia, atau ansietas, penggunaan gawai dalam jangka waktu lebih lama dari seharusnya, adanya dorongan yang menetap, atau ketidakmampuan untuk mengurangi penggunaan gawai, perhatian yang meningkat untuk terus menggunakan gawai, penggunaan gawai yang menetap walau menimbulkan konsekuensi fisik atau psikologik berulang.
Sebagai solusi,dr Eri memaparkan beberapa tindakan konkrit untuk bijak menyelesaikan fenomena anomali di era digital ini. Dirinya mengakui untuk mengatasi tentunya sangat sulit namun tindakan persuasive berikut ini sangat penting diimplementasikan.
"Misalnya berikan contoh yang baik penggunaan gawai, sepakati waktu penggunaan gawai yang sehat, awasi penggunaan gawai, buat larangan waktu tertentu penggunaan gawai, pastikan konten internet dan aplikasi yang digunakan sesuai usia dan ajak anak untuk lebih banyak mengikuti aktivitas sosial di luar rumah," tuturnya.